Chereads / MY ROSE / Chapter 22 - 22. Anak Alaric?

Chapter 22 - 22. Anak Alaric?

Gadis cantik itu tengah sibuk di meja kerjanya. Tak terasa, hampir seminggu dia telah bekerja dengan rutin. Mengurus perusahaan cabang keluarganya. Sesekali, dia merasa sangat jenuh dan bosan dengan segala rutinitas yang rasanya terlalu monoton. Penuh pengulangan dan seakan tidak ada habisnya.

Gadis itu meregangkan tangannya, merasa terkejut saat seorang pria datang tiba-tiba. Berdiri di depannya dengan kedua tangan yang telah masuk kedalam saku celananya.

"Astaga, Darren!" Kesal Rosea, merasa terkejut.

Darren menatap Rosea dengan dinginnya. Sepertinya dia sedang cukup marah dengan gadis itu.

Merasa diperhatikan seperti itu, Rosea kebingungan. Dia tidak merasa melakukan sebuah kesalahan yang bisa membuat Darren marah seperti ini.

"Kau marah padaku?!" Sentak Rosea, merasa kesal karena terus diperhatikan dengan tatapan yang sangat dingin.

"Kau bekerja terlalu keras, My Rose." Didekatinya Rosea, di gendongnya gadis itu secara tiba-tiba. Berat badan Rosea yang sangat ringan membuat Darren bisa dengan mudah menggendongnya tanpa harus bersusah payah.

"Darren?! Kau gila?!" Rose bergerak sekencang yang dia bisa. Dia menggeliat, meminta diturunkan. Bayangkan saja, Darren menggendongnya hingga lift. Juan sudah melihatnya, bagaimana jika nanti ada orang lain yang datang? Itu pasti akan menimbulkan kehebohan.

Ting!

Lift terbuka, Darren masuk masih dengan kondisi Rosea di dalam gendongannya. Gadis itu kini di turunkan sesaat setelah pintu lift menutup.

"Kau gila?! Aku nyaris mati jantungan!" Protes Rosea dengan sangat kesalnya.

Darren hanya menatap Rosea, kemudian mencubit pipinya perlahan. "Sudah kubilang untuk tidak bekerja terlalu keras, My Rose." Ucapnya, memberi peringatan.

Rosea tersenyum, menatap Darren dengan kedua mata berwarna biru safir yang dia miliki. "Baiklah, My Hubby!" Balas Rosea hingga membuat Darren mendelik mendengarnya.

"Jangan menggodaku, My Rose. Kita hanya berdua di dalam lift. Aku tak ingin membuatmu mendesah di sini." Ucap Darren dengan sedikit geraman dan rahang bergelatuk, menahan gairahnya. Meski Darren tidak tergolong pria kurang ajar yang mesum, itu tidak berlaku untuk Rosea. Nyatanya, gadis itu adalah kelemahannya.

Rosea tertawa terbahak-bahak melihat Darren yang tersiksa. Bersamaan dengan lift yang terbuka, dia mengubah ekspresinya menjadi sangat datar. Berjalan dengan anggun menuju mobil Darren.

Pria tampan dalam balutan jas berwarna biru donker tersebut segera membukakan pintu mobil untuk Rosea. Setelahnya, baru dia yang masuk ke dalam mobil, menyusul.

"Jadi, kemana kau menculikku wahai Tuan Darren yang terhormat?" Tanya Rosea dengan nada formalnya.

Darren tersenyum singkat, dia membuka maps, kemudian mengarah pada salah satu vila di pinggiran kota. "Vila. Ayo kita bermalam di sana." Belum sempat Rosea melayangkan protesnya, Darren terlebih dahulu melajukan mobilnya. Mengebut tanpa berpikir, membuat adrenalin Rosea teruji.

Atap mobil Darren kini mulai terbuka. Karena hal itu, Rosea segera menggunakan kacamata coklatnya, kemudian membiarkan rambutnya terkibas angin.

"Bagaimana dengan Alaric?" Tanya Rosea.

Mendengar nama Alaric membuat Darren sedikit sensi. "Dia berada di luar negeri. Kita bisa bersenang-senang berdua." Balas Darren dengan nada yang tidak seceria sebelumnya.

"Kenapa kita seperti sedang selingkuh?" Rosea terkekeh, menatap jalanan dengan mata indahnya.

Kehidupan sekitar membuatnya mengerti banyak hal. Itu yang membuat Rosea senang memperhatikan kehidupan sekitarnya, melihat segala sesuatu dari banyak sudut pandang.

"Kau harus bersenang-senang My Rose. Apa kau sangat membutuhkan uang sehingga bekerja terlalu ekstra?" Tanya Darren, memecah keheningan yang sempat terjadi.

Rosea melirik Darren dengan napasnya. Dia berdecak, menggeleng tidak percaya. "Sungguh, tanpa bekerja sekalipun aku sudah kaya raya, Darren! Kalian... astaga, kalian tak ada henti-hentinya mengirimkan uang padaku! Apa kalian pikir aku pengemis?!" Kesal Rosea, merasa seolah tersindir.

Darren terlihat tidak suka dengan ucapan Rosea. "Kami bukan menganggapmu pengemis, My Rose. Kami menganggapmu sebagai istri kami."

"Berhenti bercanda, Darren. Aku justru merasa seperti pembantu alih-alih seorang istri." Sindir Rosea, membuat Darren terkekeh pelan.

"Tidak, My Rose." Kata Darren.

"By the way, Tumben sekali Alaric tidak ijin kepadaku saat pergi ke luar negeri?" Gumam Rosea tanpa sadar, merasakan sebuah kejanggalan di sini.

"Ah, itu karena dia terlalu terburu-buru. Seseorang mengaku hamil anaknya."