Alisha memandang keluar jendela apartemen, menatap langit Moskow yang kini terlihat cerah, setelah hujan reda.
"Langit sore masih cerah," gumam Alisha.
"Ya, matahari terbenam sekitar pukul sembilan malam. Kamu lapar?"
Adrian memeriksa lemari pendingin yang ada di dapur yang menyatu dengan ruangan untuk Alisha bersantai sejenak.
"Kamu masih mikirin perut kamu, Ian?" Alisha berbicara dalam bahasa Indonesia dan memanggil nama asli Adrian kembali.
"Gunakan bahasa Rusia selama di sini, dan panggil aku Dimitri, agar kau terbiasa, Kate." Adrian mengingatkan Alisha dengan menggunakan bahasa Rusia.
Alisha mendesah. Bukankah di dalam apartemen ini hanya ada mereka berdua? Apakah mungkin, apa penyadap dipasang di apartemen ini? Alisha menggerutu dalam hati.
"Hanya ada telur dan roti. Kamu mau roti bakar dan telur mata sapi?" tawar Adrian tetap konsisten dengan bahasa Rusianya.
"Apa ada pilihan? Aku ingin nasi goreng." Alisha menyebutkannya dengan nada sinis. Adrian terkekeh menanggapi.