"Sah." Saksi mengucapkan satu kata yang membuat semua orang bernafas lega, terutama Fitra si mempelai laki-laki. Ia menjabat erat tangan tuan besar Az-Zachary dengan keyakinan yang teguh melapazkan ijab qobul.
Tanpa terasa bulir airmata mengalir saat tuan besar menjadi wali nikah Dania, impian terbesar dalam hidupnya bisa menikahkan cucu tersayangnya itu.
"Jagalah putri kecilku, tawanya adalah tawaku, sedihnya adalah sedihku." Tuan besar memeluk Fitra dengan menggumankan kalimat yang mengharukan.
"Aku tidak akan mengecewakanmu kek." Tuan besar mengangguk, ia percaya dan merasa lega karena Danianya di persunting pria yang tepat.
"Kenapa saat aku menikah, kakek tidak sesedih itu?" Bisik Darren pelan pada sepupunya.
"Tanya padanya jangan padaku," jawab Sebastian ketus.
Kedua pria tampak tampan seperti biasa, batik kembali menjadi seragam resmi hari itu.