langkah kaki Erick terhenti didepan pintu belakang, disana ada kakaknya Gabriel yang sedang membuat kopi hangat dan duduk seorang diri memandang vas bunga dengan pandangan kosong, Erick yang melihat itu mengacak rambutnya kesal. kenapa dirinya harus melihat hal-hal yang tidak ingin dia campuri. mau tidak mau sebagai adik yang baik dia menghampiri Gabriel dan ikut duduk disamping kakaknya itu, Gabriel tetap terdiam dan tidak menanggapi kedatangan Erick saat ini.
"Apa yang kau pikirkan Gabriel? pengusaha sukses sepertimu yang sudah biasa berada dalam masalah mengapa begitu kalut hanya karena satu wanita?." ejek Erick yang mampu membuat Gabriel melirik sinis ke arahnya.