Empat orang yang sebelumnya sudah berkumpul itu kini menatap serius pada sosok lelaki tua yang begitu mereka hormati. Empat orang itu segera melipat tangannya di dada seraya membungkuk hormat. Namun Ain Maori sepertinya tidak terlalu suka dengan sikap yang terlalu formal itu. Ia segera menyuruh empat orang itu untuk kembali dalam posisinya.
"Di mana si pembawa pesan?" tanyanya.
"Aku akan segera menjemputnya, Ayah."
Naoki lalu mengundurkan diri dan turun menuju lantai bawah. Ia harus membuka portal dimensi yang dibuatnya terlebih dahulu agar Urya tersebut bisa memasukinya. Tidak lama kemudian ia kembali dengan seorang laki-laki berusia empat puluh tahunan. Tubuhnya tampak tangguh dan terlihat sering bekerja keras. Rambut hitamnya terlihat berminyak dan basah karena keringat. Ia segera membungkuk sopan pada lima orang yang tengah menunggu kedatangannya.
"Salam Tuan." tuturnya.