Malam itu, tepat pukul satu sesuai dengan yang dijanjikan. Kazo sudah bersiap-siap sejak tiga puluh menit yang lalu. Untung saja hari itu Ran tidur lebih awal, sepertinya dia kelelahan setelah berlatih dengan keras.
Kazo berjingkat-jingkat menuju pintu kamar. Dia mengenakan celana dan juga baju yang ia kenakan saat tiba di Porta Loka. Kazo sangat menyukai baju itu, dan untung saja di Toko Menara mempunyai seseorang yang juga pandai menjahit baju yang sudah rusak parah.
Kazo juga tidak lupa membawa Agome. Untuk berjaga-jaga saja jika sesuatu yang buruk akan menghalangi rencana mereka. Lagipula Kazo juga tidak suka meninggalkan pedang itu bersama orang lain.
Anak berambut biru itu segera keluar dan memeriksa keadaan sekitar lorong kamar. Untung saja para Vimal lainnya juga sudah berada di dalam kamar masing-masing. Karena ruang santai tampak lengang dan juga gelap. Kazo memeriksa sekali lagi bahwa tidak ada orang lain yang melihatnya menyelinap keluar.