Kazo dan Raito.
Cahaya putih menyilaukan membuat Raito terkejut saat mendapati dirinya kini berdiri di sebuah padang rumput luas nan hijau. Angin menerpa rambut gelapnya yang mulai memanjang. Desiaran daun yang gugur jatuh dan melayang pelan di sekitar tempat itu.
Raito masih tertegun, tidak bisa mencerna apa yang terjadi pada dirinya. Tempat asing apa ini, dan bagaimana ia bisa sampai ke tempat ini? Namun entah kenapa, tempat ini terasa begitu familiar dan menyejukkan untuknya. Hatinya yang penuh dngan rasa benci perlahan mulai menghilang sedikit demi sedikit. Rasa familir yang menenangkan terasa begitu menyatu.
Raito menangkap salah satu daun hijau yang jatuh tepat di hadapannya. Senyum mulai mengembang pada wajahnya yang dingin. Senyum yang tak pernah ia perlihatkan pada siapapun. Namun angin dan daun itu telah menjadi saksinya, bahwa segala hal yang ia benci hingga terpatri jelas dilubuk hatinya hanya karena ia merindukan ini. Merindukan dirinya bisa tersenyum setulus ini.