"Jadi apakah kau penghuni dari tempat ini?"
Arata tersenyum lebar menampakkan giginya yang tampak seperti taring hiu tepat di depan wajah Viole yang terkejut dan ketakutan. Saking takutnya, pria berambut hijau itu tidak bisa menyahut apapun.
"Hoiii… Arata, ada apa di sana? Apakah itu Ain Maori?"
"Bukan. Tapi sepertinya dia tahu di mana orang tua sialan itu berada."
Tanpa babibu dan aba-aba, Arata menyeret paksa Viole keluar. Pria itu masih diam seribu bahasa meskipun Arata menyeretnya dengan gerakan kasar. Arata melemparkan tubuh Viole begitu mudahnya seperti melempar sebuah boneka busa biasa. Padahal tubuh Arata tergolong kecil dan lebih pendek dari tiga Aralt yang lain.