Mester Nunki memasuki ruangan dan segera menghampiri Kazo yang masih duduk menangis. Pria itu ikut berjongkok dan menyandarkan punggungnya ke dinding. Jubah besarnya terlihat mengembang dan membuat Kazo mendongak saat merasakan jubah itu menyentuh kulit kakinya. Ia menatap Master Nunki dengan mata merah, anak itu segera mengusap air matanya saat melihat pria tua itu ikut duduk di sampingnya.
"Kenapa anda duduk di sini?" tanyanya.
"Aku hanya ingin mencoba menghibur seorang teman yang sedang bersedih," jawab Master Nunki seraya tersenyum. Pria tua itu lalu menepuk bahu Kazo pelan.
"Bagaimana dengan Ran, Master?"
"Jasad Ran sudah dibawa ke ruang medis untuk diperiksa ulang. Besok kami akan melakukan upacara pelepasan sebelum jasad Ran akan dikirim kembali ke keluarganya di Kota Mahija untuk dimakamkan."
Kazo mengangguk paham. Jadi Ran kini benar-benar telah pergi untuk selamanya.
"Bisakah kau bercerita Kazo, bagaimana kau menemukan Ran?"