Chereads / Gadis Nafsu / Chapter 18 - 18. Jahilin Guru Masokis

Chapter 18 - 18. Jahilin Guru Masokis

Aku mengikuti Bu Siti dan masuk kedalam ruang kantor BK

"silahkan duduk nak.." sahut Bu Siti

"baik bu" balasku

"ibu cuma mau ngobrol sebentar sama kamu, ibu denger-denger kamu ini kan tinggalnya jauh dari orang tua, ibu khawatir sama keadaan kamu, kalau kamu ada masalah atau butuh sesuatu, cerita saja sama ibu ya.."

"Bu siti ini memang kadang galak bangett.. tapi justru sifatnya yang seperti ini malah membuatnya terkesan sangat perhatian kepada murid-muridnya"

"mm.. nggak papa kok bu.. cuman sedikit sakit perut tadi, lagi mens.. jadi terpaksa gak ikut kelas ibu tadi hehe.. maaf ya bu" aku berpura-pura bohong padanya ingin segera mengakhiri diskusi ini sebelum aku keceplosan mengatakan yang tidak-tidak

"loh.. Kamu sakit?! Kok gak bilang? Ya sudah kalau begitu, tapi kamu sebelum pulang pergi UKS dulu, bilang ke Bu Monica siapa tau masih punya obat buat kamu"

Tok.. tok.. tok..

"permisi Bu Siti.. Saya mau menyerahkan dokumen yang ibu minta"

"eh Bu Monica, Kebetulan, ini ada murid katanya lagi sakit, mungkin sebelum pulang bisa dikasih obat dulu di UKS"

"mm.. bisa kok bu, loh.. Kamu sakit dik eva?"

"iya bu, hehe.." jawabku

Bu Monica adalah guru Biologi sekaligus penjaga UKS dan Wali Kelasku, beliau adalah guru paling junior di sekolahku, karena dedikasinya yang luar biasa, di tahun pertamanya menjadi wali kelas, dia dipercaya menjadi wali kelasku, kelas X-A

"yasudah kalau gitu dek, lekas ke uks, biar gak kesorean kamu pulangnya" ujar Bu Siti

"baik Bu Siti, terimakasih banyak bu.." balasku

Aku dan Bu Monica kemudian pergi menuju UKS

"memang baik banget Bu Siti, pantesan meski galak hampir semua murid dan guru disini respect sama beliau"

"Bu Monica..." ucapku manja sembari memeluk lengannya kedadaku

"Ibu kok masih belum pulang?"

"ahh.. mm.. iya.. belum.. Tadi ibu masih ngurus sesuatu buat Bu Siti. Kamu udah mendingan sakitnya?"

"masih sakit ni bu.."

"sabar ya, kalau gak salah masih ada obat di UKS"

"siap bu Mon.."

Tibalah kami di UKS, didalamnya terdapat meja Bu Monica, rak obat-obatan, dan dua buah ranjang yang disekat oleh tirai

"kamu tiduran disitu dulu ya, biar ibu carikan obatnya" Ucap Bu Monica sembari mengecek isi rak obat

Aku pun menuju ke ranjang yang paling dekat, dan tanpa sengaja aku melihat laci yang sedikit terbuka di meja antara kedua ranjang tersebut

Aku terkejut begitu melihat isi dari dalam laci tersebut, sebuah vibrator yang masih sedikit lembab dan hangat

Kuperhatikan sekeliling, kemudian kubuka tirai yang membatasi kedua ranjang itu, terlihat sedikit noda basah diatas sprei putih dikasur satunya

Kusentuh noda basah tersebut dengan tanganku, kurasakan noda di sprei itu masih basah dan sedikit lengket disela-sela jari, kemudian kuendus cairan itu

"bau ini kan... gak salah lagi.."

"dik eva.. ini obatnya, diminum dulu"

"oh iya bu.. terimakasih" Bu Monica memberi minuman andalan bagi setiap wanita datang bulan

"kalau udah baikan kamu boleh langsung pulang ya, biar gak kemaleman"

"siap laksanakan" setelah meminumnya aku berbaring dikasur, sedangkan Bu Monic memeriksa list obat-obatan yang ada disitu

"gimana di OSIS dek? Kamu anggota OSIS kan?" Bu Monic memulai obrolan

"ya.. Gimana ya.. anak kelas 1 masih belum terlalu sibuk bu, apalagi ngurusin kegiatan gitu gitu. btw bu, ibu biasanya jaga disini sendiri?"

"ya... kadang disini, kadang diruang guru. Anak PMR juga disini kok biasanya"

Anak PMR biasanya memang di UKS ketika hari senin saat upacara, namun ketika hari biasanya mereka berkumpul di ruang ekskul seperti halnya ekskul lain yang berada di gedung lab lantai atas

"ohh.. jadi ibu kalau ngerjain sesuatu disini ya.." sahutku

"mm.. ya.. kadang juga di ruang guru, cuman kalau disini kan lebih sepi jadi bisa lebih fokus"

"enak ya bu, jadi ruang pribadi nih"

"kan ini UKS untuk umum, ibu cuman jaga aja"

"btw bu, aku mau nanya dong.."

"hm?" Bu Monic masih sambil melanjutkan pekerjaannya

"aku barusan nemu beginian, ini punya siapa ya bu?" sambil kutunjukkan vibrator yang barusan kutemukan dilaci

"Hm?" Bu Monica melihat kearahku dan sontak kaget melihat benda yang ditanganku itu

"aa.. mm.. Itu kamu dapet darimana ya dik?" tampak sedikit panik pada wajahnya

"dari laci sini kok bu"

"dek.. Kamu ke sekolah jangan bawa barang begituan ya, kamu tau itu barang apa memangnya?"

"loh.. Bukan punya saya kok!! Saya baru nemu dilaci, ini masih anget kok pas saya pegang tadi.."

"ya ampun.. Mungkin ada anak PMR yang gak sengaja ninggalin itu disini, sini barangnya biar ibu simpan, biar ibu marahin anak-anak PMR nanti"

Aku kemudian membuka tirai dan berpindah keranjang satunya

"tapi kan bu, disini kok ada basah-basah gitu ya? liat nih.. Apa jangan-jangan disini atapnya bocor ya? Padahal hari ini kan gak hujan.." lanjutku

"aa.. Mmm.. Aduh.. Mungkin tadi ada anak PMR yang ketumpahan minumannya disitu, sudah bawa sini itunya.."

"Bu Monicaa.. ini lengket banget lo bu... Kan jam pulang udah dari tadi, lagian kalo anak PMR masih di sekolah mereka pasti lagi nongkrong di sekre lab atas, gak disini" desakku

"dik Eva.. Huss.. Udah gak usah dibahas lagi, sini biar ibu simpenin itu... Murid gak boleh bawa gituan ke sekolah.." balasnya

"oke.. Oke.. aku serahin kok bu, tapi ibu ngaku dulu, kalo ibu yang barusan col-mek disini.."

"aku juga sama-sama cewek kok bu, jadi aku tau banget lendir basah begini" sambil kucolek cairan sprei itu dan membentuk lendir dijariku

"hah? Dek, kamu ini jangan suka mengada-ada ya.. Bawa sini cepet.."

"iya bu, tenang.. Aku kasih kok, aku juga gak ember orangnya. Tapi disini kan emang jarang ada orang lain yang dateng kesini selain ibu"

Merasa pembicaraan sudah tidak masuk akal, dan sangat tidak terarah, Bu Monica mulai kehabisan akal juga

"kamu kalau sudah agak mendingan sudah boleh pulang ya, ibu juga kebetulan udah selesai urusannya. Mau ibu kunci ruangannya"

"oke bu, ini barang aku bawa pulang ya bu.. Mau aku balikin ke anak PMR" akhirnya akupun mengalah dan mendekat padanya

"sini ibu sita, Murid gak boleh bawa beginian ke sekolah.. Kamu tuh ya, sekolah tu tempat belajar, bukan tempat.. Ya ampun.. Bawa mainan gak jelas kaya gini.. Astaga.."

"kamu boleh pulang dulu, biar ibu rawatin barang ini, sekalian ibu kunci ruangannya"

"iya iya.. bu, boleh ambilin minum gak? Perutku masih agak gak enak nih" ucapku melas

"hmm.. Ya sudah.." kemudian dia meletakkan vibrator itu diatas meja kerjanya dan disamping vibrator itu ia menggeletakkan kunci ruang UKS

Ketika beliau mengambil air untukku, langsung saja kuambil kunci tersebut dan kugunakan untuk membuka laci paling atas di meja kerjanya

Cklek

Begitu laci kerjanya terbuka, terlihat banyak mainan sex didalamnya yang kebanyakan aku tidak tahu apa saja kegunaan alat-alat itu

"HEH.. kamu ngapainn?"

Belum selesai sampai situ, aku juga membuka laci kedua yang lebih besar dibawah laci pertama

"eh.. Jangan dibuka itu... Gak boleh.." Bu Monica menarikku dengan kuat tapi laci itu telah terbuka dan didalamnya terdapat banyak mainan sex berukuran jumbo

"heyyy... Jangan diliat... Kamu tu nakal ya.." Bu Monica segera menghalangiku melihat isi lacinya

"loh.. Yang nyimpen gituan kan bukan aku bu, kok aku yang nakal? Minggir dong bu, aku mau liat dalemnya isinya apa aja.."

"udah.. Pokoknya kamu pulang aja, ini bukan urusan kamu.."

"Kuncinya aku pegang lo bu.." aku berjalan menuju pintu UKS sambil menunjukkan kunci miliknya

"Kuncinya tarok aja disini deekk..!!" nada bicaranya sudah mulai tidak santuy

"ibu ngaku aja napa sih bu.. Toh kita kan sama-sama cewek.. Aku ngerti kok rasanya colmek tu kayak gimana.."

"kamu tuh ya.. Malah ngelunjak!!"

"haduh... Ayolah bu, kita sama-sama jujur aja.. Aku gak bakalan laporin siapa-siapa kok.. Kan Bu Monica Wali Kelasku tercinta.."

"Mana mungkin aku biarin wali kelasku kena masalah gara-gara beginian.. Aku janji bakal diem kok.. Suer deh.." bujukku

Kemudian aku pun mendekat dan hendak memberikan kunci itu

"tapi kan aku juga lagi masa puber bu, jadi aku cuman pengen tau aja yang begitu-begitu.." sambil pura-pura sedih aku menjadi cewek polos yang penasaran tentang hal-hal berbau dewasa

"ayolah bu... kan aku juga perempuan yang lagi dalam masa-masa puber, Plis dong bu.. Aku kepo banget itu isinya.. Kan udah jadi tugasnya guru memberi edukasi kayak begini ini.."

Dan ternyata cukup berhasil, Bu Monica juga tidak tega dengan muridnya sendiri

"ya sudah, kalau sekedar kamu pengen tau.."

"YESSS!!!"

Akhirnya beliau memperbolehkanku melihat-lihat isi lacinya, dan ternyata cukup banyak juga jenis mainan sex yang belum pernah kulihat sebelumnya

"ini buat apa bu?" tanyaku polos sambil memegang 3 penjepit yang disatukan dengan semacam rantai

"mm.. Kamu cari sendiri aja di internet ya.. Kan sekarang internet sudah canggih"

"loh.. Gimana sih bu... Iihhh.. Kan biar aku ini gak diracuni oleh pengaruh buruk internet makanya aku nanya sama ibu, gitu.."

"mmm.. Ini nipple clit clamp.. Buat jepit itu sama itu bareng.." dengan suara sangat pelan

"itu sama apa?" tanyaku memperjelas ucapannya

"di.. dada sama yang dibawah" jawabnya singkat

"oh.. Jadi yang 2 ini buat jepit puting, yang 1 ini buat jepit klitoris ya bu.."

"ehh.. Hmm.. Ya gitu lah pokoknya.."

"wow.. Keren juga ya bu.. Coba pake dong bu.." ucapku semakin ngelunjak

"huss.. Kamu ini.. Ibu udah repot-repot nunjukin kamu minta yang aneh-aneh"

"kan aku lebih paham kalau dipraktekin.. Ayolah bu.. Kan kita ini juga sama-sama cewek, gak papa kali.."

"besok aja ya.. Ini kan udah sore, udah waktunya kamu pulang"

"yahh... Ayolah bu.. Ayolah.. Ini kok juga ada penutup mata? Ada tali juga?"

"loh!! Ada kemoceng.. Eh.. Ini cambuk ding ya? Oh.. Aku tau yang ini.. Ini buat nutupin mulut kan?" kubongkar terus isi lacinya

"beginian kan buat main S/M, lagian gimana make ginian disekolah? Emang ada lawannya?"

"Bu monic.. Ibu biasanya sendirian main begini?"

Beliau hanya mengangguk pelan

"WOW.. ini dildo kan bu namanya? Gede banget ya.. Emang segini bisa masuk ke anu bu?"

"udah ya dek, udah sore. Kita pulang yuk.. Ibu udah cape hari ini, kita lanjut besok ya.." sudah semakin merah wajahnya dan ingin segera menyelesaikan ini

"ayolah bu.. Pake dulu bentar..."

Kudekati Bu Monica, kemudian tanganku menyelinap masuk kedalam baju dinasnya dan mulai meremas toketnya

"dek.... Kamu ni..."

"uwaw... yang disini juga udah becek nih.." kujulurkan tanganku meraih celana dalam dibalik roknya yang sudah mulai basah

"kita kan sama-sama perempuan bu, gak papa kali.." kulontarkan kalimat andalanku

"mmfff... Aahhh... Dek... Jangan.." mulai kujilati belakang telinga Bu Monica dan mendorongnya terduduk di lantai

"Bu Monica belum punya pacar kan? Ayolah bu, gak papa kita main dikit aja.. Ya..?"

Terus kumainkan klitorisnya dan membuatnya menggeliat

Kucium dan kujilat lehernya lalu sedikit demi sedikit kubuka pakaian dinasnya

Tubuhnya yang berkeringat tampak jelas di kemeja putihnya

Kujilat menuju tengkuk lehernya dan kusingkap rambut pendeknya

Napasnya semakin lama semakin menderu, kacamatanya juga mulai melorot

"ngghh..." tanpa sadar Bu Monica mulai mendesah

"hmm... Kenapa bu? Enak ya?" berhasil kubuka baju dinasnya dan mulai mengrepe toketnya

Kumainkan kedua putingnya dari belakang, kuremas-remas toket putih nan mulus seukuran genggaman tanganku membuatnya menggeliat keenakan

Kumasukkan kembali tanganku kebalik kancutnya dan kukocok memeknya sambil kucubit kecil klitorisnya

"aahhh... Mmff... Nnggaahhh.." tidak lama kemudian Bu Monica memuncratkan cairan memek beningnya ke lantai

"kita main lagi yuk bu.." kuangkat tubuhnya keatas kasur dan kulucuti semua pakaiannya

"sebelum itu kita iket dulu tangan ibu biar lebih merangsang.." kuikat tangan Bu Monica kebelakang dengan kencang

"oh.. Kita juga pasang ini dulu.." kupasangkan mouth ball gag ke mulutnya bermaksud agar dia tidak banyak bicara

"hmm.. Oke.. Kita coba yang mana dulu ya.."

Aku yang sedari tadi tertarik dengan penjepit puting-memek tadi, tanpa pikir panjang langsung mengambilnya

"kita pake ini ya bu.. Hihi.." kujepitkan dua penjepit itu ke kedua putingnya membuatnya sedikit berteriak

"hhnngghhh.." kemudian kupasang penjepit terakhir ke klitorisnya membuatnya semakin menggeliat kuat

"mmffhh..." dia mulai menggeliat seperti cacing kepanasan berusaha melepas penjepit itu dari tubuhnya tapi naas, tangan dan mulutnya tidak bisa ia gunakan saat ini

Ia berusaha melepas penjepit diklitorisnya dengan pahanya namun semakin banyak ia menggeliat semakin hebat pula sensasi rangsangannya

"waahh.. Enak banget ya bu kayaknya.."

Tuing..

Kupetik rantai yang menghubungkan ketiga penjepit itu dan menggetarkan kedua puting dan klitorisnya bersamaan membuatnya muncrat untuk kedua kalinya

"hhnnngggh... Mmfffhhh.." cairan memeknya pun muncrat hebat membasahi kasur

Kemudian kulepas semua mainan yang menempel ditubuhnya

"ohh.. Gitu ya bu cara mainnya.. Asik banget ya kayaknya.."

"haahh... Hahh... Hahh... Puas kamu dek? Huufftt..." nafasnya mulai ngos-ngosan tapi nampaknya staminanya masih cukup banyak untuk lanjut

"belum dong bu, sekarang kan giliranku, aku mau main juga.."

Kemudian kulepas seragamku satu demi satu dan muncullah kontol gagahku yang sudah sangat ingin memangsa memeknya dengan brutal

"nih bu.. Sekarang kita main pake yang ini ya.." kutunjukkan kontol besar berkedutku tepat didepan matanya dan membuatnya terbelalak

BERSAMBUNG