jam sudah menunjukan pukul 20.00wib via dan tiara keluar dari cafe tempat mereka bekerja, sesuai janji mereka sebelumnya mereka pergi jalan jalan ke taman kota sambil membeli makanan dan beberapa aksesoris lucu di kaki lima di taman kota.
"via lihat deh, gantungan boneka beruang ini lucu ya" ucap tiara
"iya via... kamu mau? aku mau yang gambar pria tampan aja deh" jawab via sambil mengambil boneka gantungan pria salah satu artis.
"dasar ganjen" ucap tiara sambil tertawa
"biarin aja, dari pada kamu ganjen juga gak bisa.. taunya kerja mulu kayak kuda" balas via
mereka memilih berjalan untuk pulang ke kost sambil terus bercerita dan membahas hal hal konyol di hidup mereka.
**********
tiara mengerjapkan kedua matanya dikala matahari menyusup dari cela jendela kamar kost nya, hari ini tiara libur.tiara turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai mandi gadis itu membuat roti selai isi cokelat dan teh menemani pagi nya, biasanya rutinitas saat libur dia hanya menonton drama korea atau sekedar jalan jalan sekitar taman kota.
tok...tok....
"siapa yang datang pagi pagi begini?" batin tiara
melangkah menuju pintu dan membukanya
"selamat pagi nak" sapa widya dengan senyum lembutnya.
tiara tertegun melihat wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di depannya.
"nak..." widya menyentuh tangan tiara untuk menyadarkan tiara dari lamunannya.
"yaa..." mengerjapkan mata
"mm... silahkan masuk nyonya" ucap tiara mempersilahkan widya masuk ke kostan kumuh nya yg hanya tersedia 1 ruang tidur yang di rangkap ruang tamu dengan menggunakan ambal untuk alas duduk bagi yang berkunjung tanpa ada kirsi maupun sofa dan 1 kamar mandi saja.
widya masuk dan mengamati sekelilingnya, hatinya ntah mengapa terasa sedih melihat kondisi rumah yang di huni gadis itu, yang telah menyelamatkan nyawa putranya. jika orang lain yang berada di posisi tiara pasti mereka sudah meminta banyak uang untuk imbalan atas kebaikannya, tapi gadis ini malah pergi tanpa meminta apapun.. widya sampai harus meminta tolong suaminya untuk mencarikan keberadaan gadis itu untuk mengucapkan terimakasih secara pribadi tapi niatnya selalu tertunda karena sibuk mengurus putra nya yang saat kejadian tersebut menjadi makin diam dan galak.
"silahkan duduk di tempat tidur saya nyonya, maaf keadaannya begini, apa yang membawa nyonya kemari?" tanya tiara sambil mempersilahkan widya duduk.
setelah duduk widya menghela nafas sambil berfikir mau mulai bicara dari mana. diam beberapa saat sampai widya akhirnya bicara " maukah kamu menikah dengan kenzo putraku?"
hening.....
tenggorokan tiara terasa tercekat hingga tidak ada suara yang keluar. setelah menenangkan diri " apa anda tidak salah bicara nyonya?"
"mungkin aku terdengar egois nak, tapi aku yakin kamu gadis yang tepat untuk mendampingi putraku, kami juga berhutang budi padamu dan aku rasa ini juga sudah di takdirkan untuk kita dipertemukan" jelas widya dengan mata yang tampak berkaca kaca.
"sebenarnya saat ini kondisi ken tidak baik, setelah kejadian itu ken menutup diri dari dunia luar, semakin dingin dan sulit di dekati" lanjutnya
"untuk menikah mungkin itu tidak bisa nyonya... kami tidak saling mengenal dan akan buruk untuk kami berdua jika memaksakan yang tidak kami inginkan, tapi mungkin aku bisa membantu kalian merawat tuan kenzo jika memang di izinkan"jawab tiara.
"terimakasih nak, kamu memang gadis yang baik" sambil membawa tiara ke pelukannya, memeluknya dengan erat menyalurkan rasa syukur atas kebaikan gadis itu.
entah kenapa tiara juga terkejut atas keputusannya ini, tapi melihat kesedihan di wajah widya, tiara benar benar tidak tega. setelah widya pulang ada keraguan di dirinya tapi di tepisnya jauh jauh.
"semangat tiara, tidak ada salahnya membantu orang lain kan..." batin tiara sambil mengepalkan kedua tangannya di udara.