dengan tubuh gemetar seorang pelayan berjalan menghampiri pintu kamar kenzo... 3x sehari dengan pelayan yang bergiliran mengantarkan makanan disana aeperti mendatangi malaikat pencabut nyawa hingga membuat semua orang ketakutan akan kemarahannya.
tokk...tokkk
membuka pintu "sse..lamat siang tuan, saya bawakan mak..."
"pergi" teriak kenzo sebelum pelayan itu selesai bicara,
"tappii tuan" ujarnya terbata
"kau tidak dengar?" tanya kenzo sambil menyeringai. seketika bulu kuduk pelayan itu merinding..
"maaf tuan" dengan langkah tergesa pelayan itu keluar dari pintu membawa makanan yang tadi di bawanya. rasanya ini benar benar ujian terberat bagi para pelayan di rumah itu. semenjak tuan muda kenzo sakit, suasana mencekam selalu ada di sini.
tiara menatap bergantian kertas di tangannya dengan rumah di hadapannya, meyakinkan bahwa dia tidak salah rumah.
tiara sejenak memejamkan mata dan menarik nafas dalam, dia hanya ingin menyemangati dirinya lagi...
"tiara semangat"ucapnya
"selamat siang pak" ucap tiara setelah di hampiri seorang pria
"siang non, ini non tiara ya?? tanya beliau
"iya pak" jawabnya
"silahkan masuk non, sudah ditunggu ibu di rumah" balasnya sambil membukakan pintu agak tiara bisa masuk.
tiara berjalan menuju ruang keluarga, disana dirinya melihat 2 orang paruh baya yang tersenyum menyambut gadis itu...
"selamat datang nak"ucap widya sambil membawa gadis itu duduk
"istri saya sudah cerita semua, kami harap kamu mau membantu kami menghadapi kenzo meskipun kamu tidak ingin menjadi menantu kami"ucap wahyu.
terus terang ada keraguan di wajah wahyu meminta pertolongan gadis ini mengingat tempramen putra nya yang sangat keras.
"gadis selembut dan sepolos ini apa sanggup??" batinnya
menggenggam kedua tangan tiara"saya harap kamu bisa membantunya nak, setidaknya dia tau kamu yang menolongnya dulu jadi mungkin dia akan berlaku lebih baik kepadamu"
t
akhirnya widya dan wahyu menceritakan segalanya untuk mempermudah gadis ini memahami kondisi kenzo,
"pergi"
tiara menatap ke lantai 2 rumah itu saat mendengar suara bentakan seorang pria yang dia yakini itu kenzo.
selang beberaoa saat turun seorang wanita paruh baya dengan wajah pucat dan membawa sebuat nampan, menatap ke orang tua kenzo sambil menggeleng lemah.
tersirat kesedihan ke mata keduanya,
ahh... kenapa juga hatiku harus tersentuh....
berjalan menghampiri "bik... sini biar saya coba kasi ke kenzo" mengambil napan dari tangan bik ani.
bik ani yang masih terkejut malah di buat makin terkejut, refleks melihat ke nyonyanya yang mengangguk.
***
hari pernikahan sudah dekat tapi lara memilih menunda nya dengan alasan ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri,
sangat kebetulan sekali juga disaat ken lumpuh
ken menatap nanar ke kedua kakinya, ada kilatan benci dan marah yang tak ada habisnya setiap memikirkan lara yang dianggapnya sangat mencintainya, gadis yang dengan manja selalu bergelayut di lengannya dan selalu pengertian di tengah kesibukan kenzo selama ini juga memilih pergi.
kenzo menutup mata berusahan meredam amarahnya yang kembali memuncang hingga...
tokk..tok....
ken hanya melirik ke pintu
tokk..tokk..tok...
tokkk...
tokk....
toookkkk.....
mengerukan kening, kesal "masuk"
saat pintu dibuka dari luar muncul sosok gadis yang seperti dia kenal tapi tidak ingat dimana. gadis itu masuk membawa nampan yang tadi di tolak kenzo dan meletakkannya di nakas samping kenzo
menaikan sebelah alis"aku kan sudah bilang tidak mau makan, bawa pergi makanan itu dari sini" memalingkan wajah
"cepat makan" nada perintah
ken terkejut menoleh ke gadis itu lalu terlihat wajahnya memerah menahan marah.. berani sekali gadis kecil ini memerintahnya dengan mulut kecilnya itu.
""memang kamu kira kamu siapa berani memerintahku"geramnya tampak rahangnya mengeras.
"perkenalkan namaku mutiara, kamu boleh panggil tiara" ucapnya sambil tersenyum manis
manis??emang manis tapi kan gak boleh muji kalo lagi marah
"aku bukan nanya namamu"
"lalu?"
"siapa kau sampai berani masuk seenaknya ke kamar orang lain?"
"oh, aku kemari hanya ingin menemani tuan muda kenzo yang terhormat untuk menikmati sarapan paginya"jawabnya
"ceh, ternyata pelayan" ucapnya menyindir
" hm, boleh juga dibilang begitu, "jawabnya santai sambil meletakkan makanan di hadapan kenzo.
"ayo . segera makan, sebelum makanan ini ketularan dingin seperti sifatmu itu" lanjutnya
"kamu kira bisa seenaknya disini"
"tidak, tapi namanya usaha.. hehehe" ucapnya sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.
"kalo kamu mau besok aku masakin makanan yang enak buat kamu, tapi sekarang makan ini dulu ya" lanjut tiara
"berisik, besok jangan kemari lagi" balas kenzo
mutia hanya menatap kesal ke arah kenzo sambil mengerucutkan bibir kecilnya, nampak menggemaskan, ken yang melihatnya kesal hanya tersenyum tipis tanpa disadari mutia.
dan tanpa sadar kenzo malah memakan makanannya perlahan sambil mengamati gadis yang ada di hadapannya, rasanya aneh dia tidak terganggu dengan kehadiran gadis ini, malah terasa menyenangkan mendapati orang yang tidak takut dengannya akhir-akhir ini..
"dasar menyebalkan..... lihat saja nanti aku balas" gerutu tiara dalam hati.