"Li …," desah Martin di bibir Li sambil mengusap dada Li yang membulat besar. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk membuang angan-angan untuk bercinta dengan Li.
"Iya, Martin?" Li sedang melumat bibir Martin sambil memejamkan matanya.
"Aku akan melamar ke rumahmu secara resmi," ujar Martin.
Li melepaskan ciumannya. "Oh. Kapan?"
"Terserah padamu saja," kata Martin. "Aku ingin sekali berkenalan dengan keluargamu. Kalau aku sudah tidak punya keluarga lagi. Hanya ada paman dan bibiku saja. Mereka tinggal di Riau, jadi agak sulit jika meminta mereka untuk datang kecuali kalau kamu memang ingin bertemu dengan mereka. Aku akan meminta mereka untuk datang."
Li tampak agak gugup sedikit. "Entahlah, Martin. Aku jadi berpikir bagaimana caranya mengenalkanmu pada orang tuaku. Belum lagi kita masih harus menghadapi Lupi."
"Ya. Kamu bisa berbicara dulu dengannya dan menjelaskan tentang hubungan kita. Setelah itu baru kita bertemu bertiga. Atau terserah padamu, bagaimana baiknya."