Setelah melakukan prosesi pagi, mereka pun melaksanakan pemberkatan pernikahan di gereja. Martin gemetar bukan main saat mengucapkan janji nikah. Syukurlah, tidak ada kata-kata yang ia lupakan. Li pun mengucapkan kata-kata janji nikahnya dengan lancar.
Martin terharu saat ia memeluk bibi dan pamannya sebagai perwakilan menggantikan orang tuanya. Hanya mereka satu-satunya keluarganya di dunia ini. Semua orang yang hadir di sana terharu hingga banjir air mata.
Berbeda dengan Li yang tampak kaku saat berpelukan dengan ayahnya, apalagi ibu tirinya. Li selalu menyebut Novalisa dengan sebutan 'tante', tapi Martin tidak mungkin menyebutnya begitu. Bagaimanapun juga wanita itu adalah ibu mertuanya.
Setelah itu Martin membuka sleyer Li dan melihat wajahnya yang luar biasa cantik. Riasan wajahnya lebih tebal dari kesehariannya. Bulu matanya begitu lentik. Garis wajahnya terlihat indah.