Martin menoleh pada Li. Calon istrinya itu memang benar-benar Carolita. Ia tidak mungkin salah. Dari mimik wajahnya, caranya tersenyum, Martin yakin sekali. Wanita itu memang Carolita.
Selesai di dapur, Martin mendekati Li dan melihat kalung emas yang ia pasangkan saat acara lamaran mereka.
"Ada apa, Martin?" tanya Li memandangnya.
"Ah, tidak ada apa-apa. Aku hanya penasaran saja melihat kalung yang kamu pakai itu."
"Oh? Ini?" Li memegang kalungnya, mengangkatnya sedikit. "Ini kan kalung yang saat kita lamaran. Terima kasih ya. Aku suka sekali."
"Sama-sama. Aku senang kamu menyukainya." Martin tersenyum. "Oh ya, Li. Bagaimana persiapan pernikahan kita? Apa ada hal yang bisa aku bantu urus?"
"Tidak usah. Aku pikir semuanya sudah selesai. Besok aku harus fitting baju dan setelah itu dua minggu lagi kita akan menikah."