Milly berbaring miring sambil meneteskan air mata. Kesedihan apa lagi yang harus ia terima dalam hidupnya? Ia tidak ingin mempercayai kata-kata Martin, tapi setelah Nicholas mengatakannya sendiri bahwa ia memang telah bersama dengan wanita lain, hal itu membuat jantungnya serasa berhenti berdetak.
Rasa sakit yang ia terima membuat dadanya sesak dan ia merasakan ada sesuatu yang keluar dari bawah tubuhnya. Ia tahu bahwa tak lama lagi mungkin ia akan kehilangan segalanya. Ia pasrah akan takdir yang akan ia terima.
Milly menangis sambil tersedu-sedu tanpa suara. Napasnya tersendat hingga ia kesulitan benapas. Ika mengusap-usap bahunya dengan sayang.
"Milly, sudah jangan menangis," ucap Ika pelan. Bahu dan punggung Milly bergetar.
Tiba-tiba pintu terbuka dan Marshal masuk ke dalam bersama orang tuanya Nick. Milly langsung berpindah posisi dan menangis ke sebelah kanan, ke arah Ika.
"Mil, kenapa kamu menangis?" tanya Marshal sambil menghampirinya.