Ika tampak susah payah menyusun kata-katanya. Wajahnya tampak memerah seperti tomat.
"Jika sudah selesai makan, sebaiknya kita pulang saja. Aku mulai merasa lelah."
Marshal menghela napas berat. Sepertinya ia harus menggunakan jurus desakan super, tapi itu hanya akan membuat Ika semakin menjauh darinya, seperti yang selama ini wanita itu lakukan.
Ika semakin menghindarinya setelah ia berhubungan dengan Wage. Bahkan setelah Wage telah diusir dari kehidupannya pun, ia masih tetap bersikap menjaga jarak dengan Marshal.
Selesai makan, Marshal lalu membayar ke kasir. Ia mengantarkan Ika pulang ke rumahnya yang tampak gelap gulita.
"Ah, aku lupa membawa kunci rumah. Sepertinya orang tuaku belum pulang ke rumah. Mobil mereka tidak ada. Mirna juga mungkin belum pulang. Aduh aku harus bagaimana?"
Marshal tidak segera membuka kunci pintu mobil. "Aku bisa menemanimu hingga orang tuamu pulang."
Ika tersenyum. "Terima kasih ya."