"Mama merindukan kalian." Gadis cantik dengan rambut merahnya yang mulai memanjang kini mendekap erat kedua putra kembarnya yang terlihat menggemaskan. Tubuhnya yang rapuh kini tak lagi ada. Dia telah menjadi seorang perempuan yang kuat baik fisik maupun batinnya.
Semuanya telah dia lalui dengan baik. Mengikuti takdir yang berjalan, Adeeva terus melangkah maju. Dia tak pernah berjalan di tempat ataupun berhenti. Gadis itu terus melangkah, berharap pada takdir baik yang telah menunggunya. Dan takdir baik itu adalah hari ini. Meski banyak sekali orang yang harus dikorbankan, setidaknya Adeeva telah mencoba. Sekarang, saatnya untuk mencintai dirinya sendiri.
"Biarkan mereka tidur, Adeav. Mereka menangis semalaman penuh karena merindukanmu." Sahut Yudistira, mendekati sang istri dan memeluknya dari belakang. Lengan kekar milik Yudistira kini bertengger di perut Adeeva, melingkar di sana bagaikan ular yang membelit korbannya.