Gadis itu berdiri tepat di depan tempat peristirahatan seorang gadis cantik yang sempat menjadi temannya. Dia tidak menyangka bahwa Anne akan pergi sesuai dengan apa yang dia inginkan.
Entah Tuhan yang memang berbaik hati padanya atau mungkin memang takdir yang tak tega melihat rasa sakit yang gadis itu alami, Adeeva sendiri tidak tahu. Yang jelas, dia merasa sangat kehilangan.
Lima belas menit sudah Adeeva berdiri, merapalkan doa sesuai dengan kepercayaannya sendiri. Dia menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum, kemudian meletakkan bunga di sana.
"Terima kasih karena telah mengembalikan Yudistira padaku. Aku berjanji akan merawat putrimu dengan baik. Akan selalu kuberitahu padanya bahwa dia lahir dari rahim seorang ibu yang hebat." Kata Adeeva. Hatinya memang belum sepenuhnya berhasil merelakan Anne pergi. Namun, dia tak bisa memaksa. Yang dapat Adeeva lakukan hanya satu. Yaitu, berpura-pura baik-baik saja dan menjalani kehidupan dengan semestinya.