Adeeva melangkahkan kakinya. Rasanya sangat berat saat harus berangkat ke kantor di hari terakhirnya. Jika bukan karena meeting penting ini, mungkin kemarin adalah hari terakhir gadis itu memasuki tempat ini. Dengan berani dan wajah mendongak, Adeeva berjalan memasuki lobi dengan perlahan. Dia sengaja menyumpal telinganya dengan earphone. Menyetel lagu yang bisa menenangkan hatinya. To The Bone, dari Pamungkas yang pernah Yudistira nyanyikan untuknya.
Dia menguatkan dirinya sendiri. Meneguk ludahnya secara kasar dan melirik sekitar, dimana orang-orang mulai membicarakannya secara bisik-bisik. Bahkan, ada juga yang terdengar sangat jelas meskipun dia sedang mendengarkan sebuah musik. Adeeva mengepalkan tangannya kuat-kuat. Buku-buku jarinya memutih sempurna.
