"Adeeva, dia pasti sedang bingung dan tak tahu harus melalukan apa Sir. Aku merasa lebih beruntung daripada dia. Bagaimanapun juga, jalanku sudah jelas. Bercerai dan kembali menjalankan hidupku tanpa Anda, Sir. Tetapi Adeeva... apa yang akan terjadi dengannya, Sir?" Tanya Anne.
Baru saja Yudistira meliriknya dan ingin menjawab, Anne terlebih dahulu berbicara. "Ah, pasti kalian akan menikah. Kenapa aku harus bertanya hal yang sudah jelas jawabannya..." Anne menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Merasa sangat canggung dengan apa yang baru saja dikatakannya.
Yudistira diam. Dia mengaminkan dalam hati. Sebuah pernikahan memang selalu terlintas dalam benaknya. Ingin sekali dia meminang Adeeva secepat mungkin. Membayangkan gadis itu dalam balutan gaun berwarna putih dengan banyak pernak-pernik, bersanding dengannya sebagai seorang istri adalah sesuatu yang sangat Yudistira inginkan. Sayangnya, keadaan yang rumit membuat Yudistira lagi-lagi harus mengubur mimpi itu dalam-dalam.