Adeeva terdiam sejenak. Melangkah, memasuki apartemennya di Manhattan. Tiga baru berlalu. Dirinya masih belum bisa menerima kenyataan yang ada. Masih kental dalam ingatannya tentang kakaknya yang sangat menyayangi dia sehingga Adeeva tak pernah merasa kekurangan kasih sayang. Bahkan, dulu orang tuanya juga sangat menyayangi gadis itu. Memperlakukannya dengan baik hingga Adeeva merasa benar-benar seperti seorang Princess.
Yudistira di sebelahnya. Menuntun Adeeva untuk masuk karena gadis itu akhir-akhir ini sering melamun. Dia memencet password apartemen Adeeva, tangannya berada di pinggul Adeeva, sedikit menyentak gadis itu agar tersadar dari pikiran rumitnya.
"Aku akan langsung pergi." Ucap Yudistira.
Adeeva mengangguk. Menghela nafasnya, masuk ke dalam dekapan hangat pria tampan itu. "Hati-hati di jalan, Yudis!" Katanya.
"Maaf aku tak banyak bicara dan lebih banyak diam. Aku... sedang memiliki pikiran yang rumit." Lanjut gadis cantik di dalam dekapan Yudistira.