Yudistira berjalan dengan tergesa. Ponsel di tangannya sedang memanggil seseorang bernama Evan di sana. Dua kali Yudistira berusaha menghubungi Evan, tetap saja tangan kanannya satu itu tidak menjawab.
Hingga akhirnya, panggilan ketiga berhasil menghubungkan keduanya. Tanpa basa-basi, Yudistira segera melayangkan pertanyaan yang sejak tadi mengusik otaknya.
"Kontrak apa itu?" Tanya Yudistira langsung.
Evan tentu saja mengeryitkan keningnya. Dia baru saja dari kamar mandi, mendapat dua panggilan tak terjawab dari bosnya dan di cerca pertanyaan yang benar-benar membingungkan untuknya.
"Kontrak? Apa maksudnya?" Balas Evan dengan sangat kebingungan.
Yudistira yang sedang kalut dengan masalahnya sendiri tetap keukeuh dengan pemikirannya sendiri. Dia masih saja bersikeras merasa bahwa Evan yang memberikan kontrak itu. Tak pernah terbesit di dalam dirinya tentang Adeeva. Karena, yang Yudistria tahu, Adeeva tidak mungkin berani mendekati mansion ini.