Chereads / Inverse : New Love Story / Chapter 11 - Aroma Parfum

Chapter 11 - Aroma Parfum

Pupil mata milik gadis itu membesar,dia terkejut mendengar kedua orang tuanya berada di penjara. Dirinya tidur selama lima tahun dan membiarkan keduanya mendekam di penjara,Adeeva merasa bersalah. Melihat mata berair milik Adeeva,Adenia merasa bersalah. Dia mendekati gadis itu lalu mendekapnya penuh kehangatan. Dia sudah menduganya,mau sebenci apapun Adeeva terhadap kedua orang tuanya,tetapi dalam lubuk hatinya yang paling dalam gadis itu memiliki cinta terhadap mereka.

Lima tahun bukanlah waktu yang singkat. Banyak hal yang berubah dalam kurun waktu panjang tersebut,terutama Yudistira.

"Kenapa mereka di penjara,Mbak?"tanya Adeeva.

Adenia terlihat bingung menjawabnya,tetapi dia juga tidak bisa menutup-nutupinya lebih lama lagi.

"Ayah kamu yang nyuruh orang buat nabrak kalian waktu itu,dia mau kamu mati. Mereka kena pasal berlapis karena kekerasan terhadap anak juga,"jawab Adenia.

Dada Adeeva sesak seketika. Apa sebenci itu mereka kepadanya hingga ingin membunuhnya? Gadis itu memejamkan matanya berusaha menahan amarah yang membuncah. Dia menarik nafasnya dalam-dalam berusaha agar tidak meledak saat itu juga. Kepalanya berdenyut karena marah,tubuhnya menegang karena otot-ototnya yang kaku.

"Apa aku seburuk itu Mbak sampai mereka mau membunuhku?"tanya Adeeva dengan mata berkaca-kaca.

Adeenia menggeleng cepat,gadis yang sangat mandiri dan tangguh itu adalah idaman semua orang tua. Adenia bahkan merasa tersaingi dengan kehadiran Adeeva,dia merasa kalah dewasa dengan gadis yang sedang mendekapnya erat ini.

"Kau anak yang baik,kau benar-benar seorang anak yang baik. Hanya saja kau tidak beruntung terlahir dari orang tua seperti mereka,"Adenia mengusap lembut punggung Adeeva agar gadis itu tenang.

"Aku bukan pembunuh Mbak,kenapa mereka membenciku dan mengataiku pembunuh?"lirih Adeeva.

Adenia paham betul dengan hal ini. Dia satu-satunya orang yang mengurus persidangan kasus ini. Polisi sudah mengusut terkait kecelakaan Bang Fagan yang dinyatakan murni kecelakaan tanpa unsur apapun.

"Iya,Mbak percaya kamu..."balas Adenia.

Adeenia menatap tubuh ringkih Adeeva yang semakin mengurus. Dia sangat bahagia dan bersyukur karena gadis kuat di depannya benar-benar bertahan dalam kondisi sulit selama lima tahun. Entah berapa kali dokter menyuruhnya untuk menyerah terhadap keadaan,tetapi Adenia selalu yakin bahwa suatu hari nanti Adeeva akan bangun. Dia percaya kalau Adeeva pasti bisa menjalaninya meskipun harus melalui banyak hal rumit. Entah sudah berapa kali pula Adeeva hampir meninggal dunia,tetapi Tuhan memang sangat menyayangi gadis itu.

Lamunan Adenia terpercah karena suara ponsel miliknya yang menggema ke seisi ruangan,kebetulan volume dering ponselnya dalam keadaan full karena baru saja pulang bekerja. Ngomong-ngomong,sekarang Adenia bekerja sebagai pengusaha fashion yang cukup ternama. Toko bunga hanyalah hobinya saja.

Adenia melepaskan Adeeva dari dekapannya dan mengambil ponselnya. Di sana tertulis nama Yudistira dengan tanda cinta di akhirnya. Adeeva melihat hal tersebut,dia jadi cukup exited hanya dengan melihat nama itu.

"Mbak angkat telepon di luar dulu ya?"pamit Mbak Adenia.

"Kenapa gak di sini aja? Aku juga mau ngobrol sama Yudistira,"balas Adeeva tidak mengijinkan.

"Belum saatnya,Adeeva."Adenia meninggalkan Adeeva begitu saja tanpa sedikitpun penjelasan. Hal ini membuat Adeeva sangat marah,dia membenci dirinya yang terlambat bangun sehingga tidak mengetahui kondisi disekitarnya. Selalu saja seperti ini,membenci dan menyalahkan diri sendiri.

***

Seorang pemuda di usia 23 tahun tengah duduk di kursi kebesarannya. Dia baru saja mendapatkan penghargaan sebagai CEO termuda di Indonesia. Prestasinya dalam dunia properti berhasil menarik para investor asing dan mengembangkan perusahaannya. Selain dari prestasi yang ia dapatkan,tentu saja popularitasnya meningkat drastis yang berhasil membuat kaum hawa berlomba-lomba membuat pemuda itu jatuh cinta.

Marga Adyatama yang ia bawa berhasil mengangungkan nama keluarganya. Pemuda dengan wajah rupawan dan dermawan tersebut menjadi trending topik di kalangan pebisnis lainnya akhir-akhir ini.

"Yudistira!"seseorang memanggil namanya membuat pemuda itu mendongak. Dilihatnya seorang wanita berusia 28 tahun tengah menghampirinya dengan tatapan kesal,itu Adenia kakaknya.

"Sudah kakak bilang untuk tidak pergi ke club dan bermain dengan para wanita bayaranmu,kau harus tetap menjalani kuliahmu itu bodoh!"sungut Adenia. Dia sudah hampir kehabisan rasa sabar menghadapi adiknya.

Yudistira hanya menatap kakaknya dengan wajah tak berdosa,bahkan Yudistira melewati kakaknya begitu saja dan menggoda sekretarisnya.

"Hai sayangku,hari ini ke mana saya harus pergi?"goda Yudistira.

Sekretaris dengan nama Anne tersebut tak bisa menyembunyikan senyumannya. Pipinya bersemu merah hanya karena godaan Yudistira,padahal itu tidak bersifat serius.

"Lima menit lagi anda harus berangkat menuju rumah sakit untuk menemui seseorang,Sir."balas Anne yang masih berusaha untuk tidak terbuai oleh Yudistira.

Dia tidak ingin melanggar kontrak kerjanya,karena dalam pasal nomor 5 dalam kontrak kerja,apabila dia mencintai Yudistira maka dia harus hengkang dari perusahaan ini. Kontrak ini tidak hanya berlaku kepada Anne,tetapi kepada seluruh wanita yang pernah menjadi atau akan sekretaris Yudistira. Kontrak ini dibuat sendiri oleh Adenia,dan Yudistira mau tidak mau hanya menurut.

"Kakak lihat sendiri bukan? Aku sangat sibuk,kalau begitu bye..."punggung lebar milik Yudistira menghilang dibalik pintu ruang kerjanya.

***

Adeeva berjalan perlahan dengan senyuman manis yang menghiasi bibirnya. Gadis itu sedang melatih kakinya yang sempat mati rasa setelah lima tahun tidak digerakkan. Meskipun sedikit sulit,tetapi perjuangannya tidak sia-sia. Rasa ingin bebas dan menemui Yudistira lebih kuat daripada rasa sakitnya yang tak sebanding ini.

Sesekali senyumannya pudar tergantikan guratan rasa sakit pada dahinya saat kaki itu terasa nyeri digerakkan. Tetapi Adeeva bukanlah gadis yang mudah menyerah,dia selalu bangkit dan berusaha hingg akhirnya Adeeva bisa melangkah normal di koridor rumah sakit ini.

"Dokter Daniel!"teriak Adeeva saat matanya menangkap dokter yang menangani Adeeva selama lima tahun ini. Meskipun Dokter Daniel sudah benar-benar menyerah terhadap kondisi Adeeva,nyatanya perkiraan dia salah. Adeeva bangun tanpa cacat sedikitpun pada dirinya.

"Wah,kau sudah bisa berjalan?"Dokter Daniel terlihat kagum dengan gadis yang terpaut usia 10 tahun lebih muda darinya.

"Lihatlah,aku bahkan sudah bisa berlari!"balas Adeeva dengan percaya diri. Gadis itu menarik nafasnya dalam-dalam dan mencoba berlari. Dia berteriak kegirangan saat berhasil berlari kecil di depan Dokter Daniel.

"Wow! Kau sangat menakjubkan! Perlihatkan padaku seberapa cepat kau berlari,haruskah kita balapan hingga ujung koridor?"Dokter dengan rambut berwarna hitam dan wajah khas bule itu menantang Adeeva.Gadis itu tentu saja menerima tantangan tersebut tanpa berpikir panjang lagi.

"Ayok!"

Keduanya mulai ambil posisi untuk berlari,setelah menghitung sampai tiga Adeeva dan Dokter Daniel berlari bersamaan. Dokter Daniel tentu saja memperlambat larinya untuk menyenangkan Adeeva. Sedangkan Adeeva sudah berlari dengan penuh semangat hingga tiba-tiba kakinya merasa kram dan..

Brak!!

Adeeva terjatuh menabrak seseorang di depannya. Dia dapat merasakan tubuhnya menindih seorang pria yang terbalut dengan setelan formal berwarna abu-abu.

"Pasti bos deh,"gumam Adeeva sambil menepuk jidatnya. Gadis itu meringis dan segera mencoba berdiri. Namun saat ia sudah berhasil berdiri tegak,hidungnya menangkap sebuah aroma yang sangat pekat dalam ingatannya. Itu,aroma parfum Yudistira.

Adeeva mendongak,dan benar saja di depannya ada Yudistira yang tengah tersenyum menatap dirinya.