"Publish saja." Ucap seorang pria paruh baya yang masih terlihat tampan. Matanya menajam, memperhatikan Yudistira yang duduk di sofa sembari memperhatikan ayahnya. Mereka sedang membicarakan masalah mengenai beberapa wartawan yang ternyata menangkap basah tentang Yudistira dan Anne. Bahkan, beberapa meminta uang sogokan ke Tuan Adyatama langsung alih-alih kepada Yudistira.
"Tidak bisa, Ayah. Masa depan Anne taruhannya." Yudistira terus menyangkal hal tersebut.
"Apa maksudmu?" Tuan Adyatama terlihat tidak senang dengan ucapan Yudistira. Dia bisa merasakan sesuatu yang janggal di sini.
"Jangan bilang, kau mau menceraikan Anne setelah dia melahirkan, Yudis." Kecurigaan Tuan Adyatama pada Yudistira mulai mencuat ke permukaan. Sejak tadi, Yudistira bersikukuh tidak menyetujui untuk mempublish pernikahan Yudistira dan Anne. Seakan-akan mereka akan berpisah. Dan sepertinya, itu benar. Yudistira berniat meninggalkan Anne setelah perempuan itu melahirkan.
