Matanya berkaca-kaca memperhatikan beberapa buah foto di tangannya yang bergetar hebat. Bibirnya kelu tak bisa berkata-kata. Air mata sudah menggenangi matanya. Tak bisa berbuat banyak hal dengan tubuhnya yang tiba-tiba diam membisu.
Adeeva, gadis itu menelan ludahnya kasar. Pil pahit juga ikut masuk ke dalamnya. Berupa fakta baru yang menyakitkan mata, turun ke hatinya dan menghancurkan hati terdalamnya yang dipenuhi oleh cinta membara.
Gadis berambut merah itu tak bisa berkata-kata. Tak tahu apa yang harus keluar dari bibirnya. Bahkan, dunia yang masih berputar di sekitarnya tak mau tahu tentang kehancuran di dalam hatinya atas pengkhianatan yang dirinya terima. Wartawan di depannya, orang yang memberi sebuah bom pada diri Adeeva masih terdiam dengan wajah kebingungan. Memperhatikan gadis itu yang terlihat lemas. Luruh di atas kursi yang dia duduki.
"Bagaimana?" Tanya wartawan itu di sertai sebuah desakan.