Jari-jemari lentik milik Adeeva mengusap rahang Yudistira dengan lembutnya. Buah tanah basah karena habis hujan terasa menyenangkan sekaligus membuat gadis itu merasa nyaman. Terlebih, malam ini Yudistira berada di sampingnya. Berbaring dengan kelopak mata yang tertutup sempurna.
"Yudis, apa kau tertidur?" Tanya Adeeva. Dia mencubit pipi Yudistira. Berniat mengusik tidur nyenyak sang kekasih. Anggap saja ini sebagai pembalasan dendamnya karena kemarin Yudistira meninggalkannya tiba-tiba.
"Tidak." Jawab Yudistira dengan suaranya yang serak. Keduanya bergelung di dalam selimut berwarna abu-abu dalam kondisi telanjang. Tak sehelai benangpun menutupi mereka.
