Anne mengulas senyum tipis di bibirnya. Matanya memperhatikan pesan dari sang suami yang terlihat seperti tengah mencemaskannya. Meskipun hanya pesan singkat, Anne merasa ini dapat mengobatinya.
Netranya terbuka semakin lebar saat melihat pintu hotel terbuka. Yudistira datang dengan sebuah bingkisan. Tadi, Anne menghubungi Yudistira. Mengatakan bahwa dia ngidam ingin makan sushi. Anne tidak berharap banyak. Dia bisa membelinya sendiri. Hanya saja, dia ingin melihat apakah Yudistira mengirim pesan tersebut karena benar-benar peduli atau sekedar bertanya.
Melihat Yudistira datang dengan sushi di tangannya, hati Anne menghangat. Dia turun dari ranjang, menghampiri sang suami dengan wajah gembira. Pertama kalinya dia merasa Yudistira benar-benar menganggapnya ada. Dia harap, untuk seterusnya Yudisyira akan seperti ini.