Adeeva memejamkan matanya. Mencoba untuk tidur. Namun, pikiran tentang suara perempuan itu terus berputar di benaknya. Terngiang-ngiang hingga membuatnya tak bisa tidur.
Gadis itu mencoba memejamkan matanya. Dia berkali-kali mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ini hanya sebuah kesalahpahaman. Mungkin itu sekretaris Yudistira. Tetapi, suanya berbeda jauh dengan suara Vanya yang terdengar seperti anak kecil.
"Mungkin... pembantu?" Gumamnya lirih. Dia menelungkupkan wajahnya ke dalam bantal. Mengacak rambutnya frustasi.
"Aish... kenapa aku harus mendengarnya?!" Teriak Adeeva. Dia membenamkan seluruh tubuhnya ke dalam selimut. Mengubur dirinya di sana dan kembali mencoba mengusir pikiran negatif yang terus menghantui dirinya. Nafasnya terdengar sangat berat. Gelisah, galau, merana seperti seorang remaja yang baru jatuh cinta.
Tiba-tiba, seseorang menarik selimut yang Adeeva gunakan. Membuatnya tersentak dan segera duduk di atas ranjang. "Yudis?!" Teriak Adeeva.