Selembar kertas putih dengan coretan tinta penuh makna mendarat dengan mulus di atas meja berwarna hitam yang terbuat dari marmer. Perempuan di depannya terlihat terkejut melihat kertas tersebut.
Dengan tangan bergetar, dia meraihnya kemudian membaca dengan seksama. "Kontrak pernikahan?" Tanya Anne dengan suara yang gugup. Dia tak pernah bisa berbicara dengan benar selama bersama Yudistura. Suaranya seakan tercekat, penuh keraguan dan ketakutan.
Yudistira berdeham sebagai jawaban. Dia duduk di depan Anne, memperhatikan perempuan itu membacanya. Tiba-tiba dia merasa sangat geram. Melihat Anne membuat Yudistira mengingat Adeeva. Seharusnya, posisi Anne terisi oleh Adeeva. Jika seperti itu, maka dia tidak perlu susah payah membuat kontrak seperti ini. Dia bisa menjamin kesetiaannya hingga akhir hayat.
Isi kontrak tersebut tak lain dan tak bukan hampir sepenuhnya menguntungkan Yudistira, pihak pertama. Beberapa poin di antaranya adalah :