Nasi goreng yang dibuat oleh Yudistira sudah matang. Dia segera menyajikannya di meja makan. Dilihatnya warna nasi goreng yang cukup pucat sampai membuat Adeeva tertawa terbahak-bahak melihatnya. Menistakan sang suami memang merupakan tugas Adeeva.
Gadis itu kini tertawa di dekat meja makan. Sembari menopang sebelah tubuhnya di meja, dia tertawa sangat puas. Mengejek penampilan dari masakan sang suami.
Hingga tiba-tiba,
Grep!
Seseorang mendekapnya erat. Mencubit hidungnya keras hingga memerah. "Berhenti tertawa, Mama." Suara Yudistira sangat dingin. Matanya yang tajam terlihat lebih tajam saat ini.
Adeeva menelan ludahnya susah payah, merasa takut melihat sang suami. "Sorry, Papa!" Katanya cengengesan.
Kedua tangan Yudistira kini mulai naik menuju punggung, kemudian menggotong tubuh Adeeva seperti karung beras.
"Aaa!!" Adeeva yang mendapati perlakuan tiba-tiba seperti itu tersentak.