Suara desahan memenuhi ruangan. Pagi yang dingin kini berubah menjadi sangat panas akibat kegiatan mereka. Yudistira menghujam selembut yang dia bisa, menggeram, mencekram sprei, berusaha menahan diri agar tidak menyakiti Adeeva.
Setelah pagi-pagi buta dirinya berkonsultasi dengan dokter kenalannya itu, Yudistira akhirnya menuruti kemauan Adeeva. Bercinta dengan gadis itu. Banyak pantangan untuk keduanya. Salah satunya, tidak boleh mengeluarkan sperma di dalam. Yudistira tentunya mematuhi hal tersebut. Dia juga bergerak sepelan mungkin, membuat Adeeva merasa sangat geram.
"Shhh... Yudis, kumohon... fassteerhh..." desahan Adeeva tertahan. Dia harus menggigit bibir bawahnya sendiri, merasa kesal karena Yudistira bergerak sangat lambat.
"Aku tidak ingin menyakitinya, Adeav." Dicekal nya tangan Adeeeva, dijadikan satu di atas kepala gadis itu.