Luka-luka di tubuhnya sudah mulai mengering. Kakinya yang terbalut santal berbulu yang ringan berwarna kuning sudah terlihat membaik meskipun masih kesulitan berjalan. Adeeva Afsheen Mahesa. Gadis cantik yang namanya diabadikan menjadi nama hotel kekasihnya itu sudah mulai masuk kerja. Tentunya tanpa sepengetahuan Yudistira. Dia berangkat diantarkan oleh Martha, tepat setelah Yudistira berangkat bekerja.
Diketuknya pintu ruangan Yudistira. Dia terkikik geli, menunggu amukan Yudistira yang dipastikan akan membuat telinganya sakit. Terdengar suara teriakan dari Yudistira yang menyuruhnya untuk masuk.
Pria tampan yang terbalut kemeja berwarna abu-abu itu terlihat sangat amat penuh karisma. Tangan berotot yang terekspos sempurna karena lengan kemeja yang tergulung membuat Adeeva menelan ludahnya susah payah. Kenapa pikirannya berkelana kesana-kemari? Adeeva menggelengkan kepalanya perlahan. Menyadarkan dirinya sendiri.
"Sebutkan nama dan dari dap—"