"Ayah.." panggil Viviane hati-hati. Gadis itu sudsh berada di tengah living room kamar dan menatap punggung Doni dengan ragu.
Mendengar suara putrinya, otomatis Doni langsung membalikkan badannya dan terkejut mengapa Viviane bisa masuk ke kamarnya.
"Mengapa kamu bisa masuk ke kamar Ayah?!" Tanya Doni dengan tegas.
Viviane menelan ludahnya agak sulit. "Ah, aku memiliki kunci cadangannya." Jawabnya.
"Kamu----"
"Aku ingin bicara dengan Ayah." Sela Viviane.
Wajah Doni tampak lelah dan sepertinya sudah tidak mau lagi menggertak putrinya sendiri. Pria itu akhirnya duduk di single sofa dan mempersilakan Viviane duduk di sofa sebrangnya.
"Bicara apa?" Tanya Doni dengan suara yang terdengar tenang.
"Tentang hubungan kita sebagai bapak dan anak." Ujar Viviane.
"Baiklah, katakan apa maumu."
"Aku... aku cuman pengen Ayah bisa seperti seorang Ayah yang sebenar-benarnya."
"Apa maksudmu?"
Viviane diam sejanak. Padahal kesempatan untuk berbaikan dengan Doni ada di depan matanya.