Valdi langsung menelan ludahnya gugup. Keringat sudah membanjiri leher dan kedua pelipisnya. "Len, apa lo lihat sesuatu dalam flashdisk ini?" Tanyanya dengan hati-hati dan menatap Vallen dengan serius. Valdi hanya bisa berharap bahwa Vallen tidak melihat apa yang seharusnya tidak boleh dilihat.
Gantian Vallen yang kini susah menelan ludahnya sendiri. Mendadak tenggorokannya seperti sulit menelan dan lidahnya kelu. "Ah, gue cuman lihat foto-foto lo yang pake baju basket kok." Ujarnya cepat dan hendak kabur melewati Valdi begitu saja.
Namun tidak segampang itu, kini Valdi sudah menahan lengan kanan Vallen dan membalikkan tubuh Vallen untuk menghadap dirinya.
"Lo ngelihat video yang ada di dalamnya?" Desak Valdi.
Mau tak mau Vallen menganggukkan kepalanya dan akhirnya ia jujur. "S-sorry.. gue gak sengaja karena file pertama isinya file kosong dalam file. Gue buka terus sampai ada video berdurasi empat jam." Cicitnya jujur.
