"Hai Al.." sapa Bianca dengan nada manjanya. Perempuan itu bersandar di depan mobil Alan. Bianca sengaja menunggu Alan di sana sejak bel pulang berbunyi.
Alan menatap Bianca dengan malas. Malas sekali berurusan dengan Bianca. "Minggir atau lo gue tabrak."
"Tabrak aja kalau kamu berani jadi seorang pembunuh."
Alan tersenyum miring. "Tabrak lari masih bisa bebas." Ujarnya ketus.
"Kamu emang menang bisa hapus video itu dari aku. Tapi inget, aku masih punya kartu As-nya. Aku akan gunain kartu As itu ketika waktunya."
"Bi.. lo gak capek apa ngusik dan ngejar gue? Insiden antara cinta segitiga lo, gue, dan Tamara udah berakhir. Lo juga kan tidur sama cowok. Lo punya pacar. Kenapa lo repot join dan cari masalah ke hidup gue?" Gertak Alan.
