Mobil Dirga berhenti mulus di depan sebuah rumah mewah tiga lantai. Pagar besi kokoh yang menjulang tinggi berwarna hitam itu menjadi pandangan pertama Dirga. Sudah lama sekali Dirga tidak pernah lagi ke sini.
Terakhir kali Dirga ke sini adalah saat perceraian kedua orang tua Viviane. Saat itu Viviane terpuruk sendirian dan Dirga yang membawa sahabatnya itu keluar dari rumah untuk menenangkan pikiran.
Pak Edi dengan cepat tanggap langsung membukakan pagar untuk Dirga. Pak Edi memang masih hafal betul dengan Dirga. Karena Dirga sangat baik dan akrab dengan Viviane.
"Eh Den Dirga.. apa kabar den?" Tanya Pak Edi ramah.
Dirga mengangguk sopan dan masuk. "Alhamdulillah baik Pak.. terima kasih sudah dibukakan."
"Looohhh ini memang tugas saya.. mau ketemu non Vivi?"
"Iya. Ada di dalam kan?"
"Oh ada adaa.. silakan masuk saja. Nanti pasti diantar sama salah satu atau salah dua pelayan..hehehe." Kekeh Pak Edi yang memang suka bercanda pada Dirga.
"Ah, Om Doni juga ada Pak?"
