Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Mr and Mrs Sandia

🇮🇩storybygallon
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.5k
Views
Synopsis
-Saat aku tidak tau apa itu cinta, kamu datang memelukku- Cicil Bouw Cicil Bouw wanita cantik belesteran Indonesia-Belgia, anak satu-satunya dari keluarga yang memiliki perusahan penerbangan. Cantik, Sexy, dan Kaya. Semua kaum adam berlomba untuk mendapatkan hatinya. Tapi, hatinya hanya untuk seorang pria biasa dari keluarga petani sederhana bernama Riki Sandia, lelaki yang menyerah sebelum berjuang mendapatkan restu dari keluarganya. Bisakah Cicil mendapatkan kembali hati Riki Sandia ? Bisakah Riki Sandia mendapatkan restu dari kelurga Cicil ? Mampukah Riki Sandia beradaptasi di lingkungan Cicil ? Perjalanan Cinta Cicil dan Riki penuh dengan romansa, jatuh bangun, komedi, hubungan yang panas dan toleransi. Semua karakter, visual, tempat, tokoh masyarakat, instansi, kejadian dalam novel ini hanyalah fiksi, novel ini murni karya fiksi dan tidak berhubungan dengan orang, organisasi, lokasi atau kejadian nyata. Dilarang melakukan plagiatisme, bila anda menemukan cerita yang memiliki alur yang sama harap hubungi penulis, terima kasih... Beberapa bagian cerita ini terdapat cerita 18+ kebijakan pembaca sangat diperlukan. Ig : storyby_gallon
VIEW MORE

Chapter 1 - Cicil Bouw

"Morning Babe," panggil seseorang di samping Cicil.

"Morning Albert," ujar Cicil santai sambil bangkit dari tidurnya kemudian mengambil kemeja milik Albert yang tadi malam Cicil tangalkan dengan paksa.

Albert hanya menatap kekasihnya tersebut dengan tatapan takjub, setiap lekuk tubuh Cicil bagai dipahat dengan sempurna, kecantikan Cicil sudah tidak diragukan lagi. Albert merasa sangat beruntung berhasil mendapatkan Cicil, wanita yang sudah diincarnya sangat lama. Demi apapun dia sudah jatuh cinta pada Cicil sejak pada pandangan pertama dan saat ini dia mendapatkannya.

"Babe, come..."

"Aku banyak kerjaan, Albert. Hari ini ada banyak rapat yang harus aku lakukan," ujar Cicil yang mengerti apa keinginan Albert, lelaki yang sudah 2 bulan ini menghangatkan tempat tidurnya.

"Oh please..." ujar Albert sambil menarik badan Cicil kedalam pelukkannya, dengan cepat Albert mencium bibir Cicil.

Ciuman Albert benar-benar menuntut, meminta akses ke dalam rongga mulut Cicil, tangannya mengusap pinggang Cicil pelan.

"Al.." erang Cicil saat merasakan tangan Albert yang sudah menelusup kebagian pribadi Cicil.

"You like it, Babe" tanya Albert sambil mencium bibir Cicil.

Cicil dibuat melambung oleh permain tangan Albert dibawah sana, tangan Albert menari dibagian sensitive Cicil, makin lama makin cepat.

"Ah... Al," desah Cicil kelimpungan dengan permainan Albert yang makin liar. Bibir Albert saat ini sedang bermain di salah satu bukit kembarnya, menggigiti intinya dan sesekali mengesapnya.

"Albert ah..." jerit Cicil kaget saat tau jari Albert sudah berganti dengan "ade" miliknya. Albert seperti menggila dihentakkannya berkali-kali miliknya kedalam badan Cicil.

Cicil mendesah dengan tak tentu arah, desahan Cicil makin terdengar keras dikuping Albert membuat nafsu Albert memuncak dan makin keras mendorong pinggulnya untuk memasuki tubuh Cicil berkali-kali, sedangkan bibirnya melumat bibir Cicil dengan penuh nafsu.

"Faster, Al..." pinta Cicil sambil mencengkram pinggul Albert, Albert langsung mendorong pinggulnya dengan cepat sampai mereka berada disatu titik pelepasan bersama-sama.

"Love you, Cil," ujar Albert sambil mencium kening Cicil.

Cicil hanya bisa tersenyum mendengar perkataan Albert, kemudian mencium bibir Albert dan mengigit bibir bagian bawahnya.

"Thank's Al, you always amazing." ujar Cicil sambil mendorong Albert dan bergegas kekamar mandi, dia ada rapat sebentar lagi.

•••

"Bu, ini berkas untuk, Ibu. Ayah anda sudah menunggu di ruang rapat. Kita sedang memilih restoran yang akan memasukkan makanannya untuk maskapai kita," ujar Tisa sekertaris pribadinya sambil menyerahkan berkas-berkas penting pada Cicil.

Cicil dengan tenang mengambil berkas ditangan Tisa dan membacanya sekilas.

"Maaf, Bu.." ujar Tisa sambil mengeluarkan foundation kemudian menyodorkan pada Cicil. "Sepertinya Pak Albert memberi tanda kepemilikkan di leher Ibu."

Cicil langsung melihat cermin yang kebetulan ada disampingnya, dilehernya ada satu tanda kepemilikan yang terlihat sangat jelas. Cicil menghela napas kemudian mengambil foundation dari Tisa mengoleskannya dengan cepat.

"Sinting emang Albert," gerutu Cicil sambil memberikan kembali foundationnya pada Tisa.

Cicil dan Albert sudah bersama semenjak 2 bulan yang lalu, tanpa ada ikatan hubungan apapun, berkali-kali Albert meminta Cicil menikahinya, berkali-kali Cicil menolaknya. Kenapa? Hati Cicil sudah milik seseorang, seseorang pengecut kurang ajar yang meningalkannya, tapi sialnya si pengecut itu masih sangat dicintai oleh Cicil.

Cicil dengan cepat masuk kedalam ruangan rapat, matanya langsung melihat Papih sedang berbincang dengan seseorang yang tidak terlihat penampakkannya karena menghadap Papihnya.

Cicil langsung mengambil kursi disamping Ayahnya, sebelum duduk ekor matanya menatap sesosok pria sedang duduk dipaling pojok kiri.

Pria tersebut tampak kaget melihat Cicil, Cicil yang melihat lelaki tersebut pun tampak kaget setengah mati. Tatapan pria tersebut masih sama seperti dulu, hangat dan penuh cinta persis seperti yang Cicil ingat dulu.

"Neng.." bisik pria tersebut pelan sampai-sampai hanya Cicil saja yang mendengar bisikkannya.

Cicil langsung mangigit bagian bawah bibirnya untuk menahan air matanya, bodoh sudah satu tahun berlalu kenapa air matanya masih saja merembes parah. Pria itu yang pergi meningalkan dirinya, pria itu yang menyerah, pria itu yang terlalu pengecut untuk bertahan disisi Cicil. Tapi, demi tuhan Cicil masih mendamba pelukkan dan dekapan Pria itu. Pria sialan yang terus berlari-lari dipikiran Cicil. Pria yang selalu Cicil bayangkan saat melakukan hubungan sex dengan siapapun. Riki Trina.

"Kenalkan ini anak saya Cicil Bouw, nanti dia yang akan mengurusi semuanya. Saya pamit undur diri dulu," ujar Jeff Bouw, Papih Cicil.

Setelah Papih pergi keluar ruangan rapat, suasana sangat hening, Pikiran Cicil yang masih kalut karena kehadiran Riki membuat lidahnya kelu.

"Bu..." panggil Tisa menyadarkan Cicil.

"Oh, Maaf, kami akan menggunakan jasa restoran Water Teapot untuk tender ini, yang mana yah pemiliknya ?" tanya Cicil basa basi, Cicil sama sekali tidak membaca siapa nama pemiliknya.

Tiba-tiba Aa Riki berdiri dari duduknya kemudian mengulurkan tangannya, "Apa kabar, Neng eh maaf Cil.."

Cicil terdiam kemudian baru tersadar bahwa nama pemilik usaha Water Teapot adalah Aa Riki. "Baik..." jawab Cicil seadanya tanpa membalas uluran angan Aa Riki, bisa gila Cicil kalau menyentuh kulit Aa Riki saat ini.

Aa Riki hanya tersenyum pahit kemudian menurunkan uluran tangannya. "Saya pemilik Water Teapot senang bekerja sama dengan anda Miss Bouw," jawab Aa Riki tenang.

"Iya, baiklah rapat kita sudahi, maaf untuk pihak yang kalah," ujar Cicil sambil tersenyum bisnis.

Semua orang disana langsung meninggalkan ruangan, Cicil berlama-lama membereskan berkas-berkasnya, berharap Aa Riki meningalkannya, seperti harapannya saat ini dia sendirian diruang rapat.

Cicil kemudian mengambil napas dalam-dalam, merutuki nasibnya. Kenapa semesta sebrengsek ini pada kehidupan percintaanya. Kenapa dia harus bertemu Aa Riki, dan sialnya kenapa dia masih mencintai Aa Riki..!

•••