Priska masih duduk di halaman belakang, pikirannya seperti melayang-layang di udara pada saat ini. Ia sudah bermenit-menit lamanya semenjak El meninggalkannta sendirian hanya dengan bayangannya yang tampak pudar karena cahaya matahari tak cukup terik untuk sekedar memunculkan bayangan.
Tidak ada niat juga ingin beranjak dari kursi. Menurutnya, kekosongan adalah hal yang paling berteman baik dengannya untuk saat ini.
"Masa iya gue nyerah perjuangin El dan malahan memutuskan buat jatuh cinta sama Reza? Apa otak gue gak bermasalah ini, ya?"
Pada akhirnya, satu hembuskan napas berat pun keluar dari dalam mulut Priska. Ia menyandarkan tubuh di sandaran kursi, setelah itu menatap langit-langit yang tumbenan sekali berawan.
Disty dan Nika juga tidak tau keberadaannya di sini, tidak ada satu pun orang yang tau. Jika boleh di katakan, Priska adalah orang yang butuh sekali perhatian dan makanya ia memilih untuk sedikit menanamkan bumbu caper di dalam hidupnya.