Tak terasa hari sudah sore, saat ini sudah jam kerjanya Rehan berakhir. Kini, ia berada tepat di toilet —yang berada di loker cowok— untuk merapihkan penampilan. Menaruh celemek yang digunakan ke keranjang kotor, tempat kerjanya ini memiliki petugas laundry menjadikan tak perlu repot-repot mengenai seragamnya sebagai seorang barista.
Rehan menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya, jam tiga sore. Ini mungkin sudah waktunya untuk langsung pulang —tidak mampir kemanapun—, ia mengingat kalau Nusa di rumah bersama dengan tiga orang cowok.
"Tapi laper banget, mau mampir beli makanan gak ya? Pasti Nusa juga udah makan, gak ada lauk di rumah. Ya udah mending sebentar mampir ke tempat makan untuk take away,"
Melipat lengan kemeja, lalu Rehan memakai weist bag yang di miringkan pada tubuhnya.