Nusa merasa kepalanya semakin pusing, dan pada akhirnya Rehan memutuskan untuk menjemput sang adik ke sekolah berhubung ini adalah jam istirahat Nusa di sekolah.
Ia sudah mendapatkan izin dari guru piker dan juga beberapa guru mata pelajaran serta wali kelas Nusa, dan kini ia melangkahkan kakinya untuk menuju ke kelas sang adik.
Banyak tatapan mata yang menuju ke arahnya, bahkan ada beberapa yang memuji secara terang-terangan membuat Rehan merasa sedikit risih.
Bukan, bukannya berarti Rehan sombong karena tidak ingin mendapatkan pujian. Mungkin lebih tepatnya ia kurang nyaman saja karena menjadi pusat perhatian. Tentu saja kini ia menjadi pusat perhatian karena bajunya yang berbeda dari yang lain, penampilannya juga seperti om-om muda yang sedang berada di puncak kejayaan.
Berjalan melewati mading yang cukup ramai dengan murid, sehingga mau tidak mau ia memperlambat langkah kaki karena harus permisi dengan kumpulan siswa.