Alvira menggigit bibir bawahnya. Ia melihat jam yang berada di layar ponsel, telah menunjukkan pukul delapan malam. Dan entah kenapa, El belum keluar dari kamar yang biasanya pasti saat keadaaan apapun cowok itu tetap makan malam bersama dengannya.
"Ini kalau ketuk pintu kamar Kak Bara, dia marah gak ya?"
Saking takut dan merasa telah menjadi asing, bahkan ingin mengetuk pintu kamar terasa sangat canggung.
Kalau tidak mengetuk nanti pasti ia tidak makan malam bersama El, tapi kalau mengetuk juga takutnya sang Kakak yang berada di kamar itu tengah tertidur dan takut marah kalau dibangunkan olehnya.
"Serba salah ih kayak Raisa."
Memutuskan untuk berbalik badan, namun seketika otaknya bekerja dan hatinya seolah berbisik 'Nanti gimana kalau ternyata Kak Bara marah jika gak di bangunin buat makan malam?' menghadirkan pertanyaan yang membuat tubuh ramping Alvira kembali memutar dan berhadapan dengan pintu kamar El.
"Ya udah deh, mau di marahin juga kan udah resikonya."