Chereads / Ternyata Sang Pewaris / Chapter 4 - Episode 03

Chapter 4 - Episode 03

Tengah malam, tiba-tiba Nemo bermimpi dia berada di dalam gudang yang gelap serta ada seorang laki-laki dengan wajah garang. Selain itu dia terus meminta untuk dilepaskan, namun mereka acuh. Nemo terbangun dari mimpi nya dan menuju ke dapur. Tanpa diduga ada nenek yang duduk diruang makan dengan raut wajah yang sayu dan lemah. Tiba-tiba nenek ambruk. Nemopun panik dan berteriak memanggil ayah bundanya.

"Ayah bunda, cepat kesini" sambil berteriak.

"Ada apa nak? " jawab ibu dengan panik.

"Ayah bunda nenek pingsan" sambil menangis.

"Tenang lah nak, ayo kita bawa ke rumah sakit. Sebentar bunda menelpon tetangga sebelah untuk meminjam mobilnya" ucap bun.

"Iya bun" sambil terus menggosok tangan nenek dengan minyak kayu putih.

Ayahpun sudah meminjam mobil tetangga sebelah yang terparkir di halaman rumahku. Kami langsung menuju rumah sakit "NAPW " yang merupakan rumah sakit terlengkap dan termurah. Nenek langsung ditangani oleh dokter. Ternyata nenek hanya kelelahan dan menahan rindu, sehingga nenek kebanyakan fikiran dan beliaupun pingsan. Nenek saat ini dirawat di kelas ekonomi, agar tidak menimbulkan kecurigaan Nemo. Tanpa Nemo sadari fasilitas yang disediakan seperti di kelas VIP. Setelah beberapa hari keadaan nenekpun pulih dan boleh pulang dari rumah karena keadaan beliau sudah membaik. Ayah dan bunda segera membawa pulang nenek.

"Selamat datang kembali nenekku" sambil berlari menuju nenek.

"Terimakasih cu, akhirnya bisa bertemu kembali"membalas pelukan.

"Ayo nek, masuk" sambil menuntun nenek menuju kamar.

Beberapa hari kemudian, aku kembali ke panti asuhan tanpa ditemani keluarga ku. Ketika tiba disana aku kaget, karena barang-barang anak panti sudah diluar semua. Mereka sedih dan terus menangis tanpa henti. Akupun sedih sekali. Segera ku hampiri ketua preman penggusuran. Aku mohon pada mereka untuk bertemu dengan pemilik tanah tersebut. Akhirnya aku bisa bertemu dengan pemilik tanah yang tak lain adalah keluarga Baskara atau papa dari Chelin.

"Mohon maaf tuan, jangan diusir anak-anak panti, mereka akan tinggal dimana tuan?"tanyaku dengan nada lemah.

"Aku tidak peduli, aku ingin membangun pusat perbelanjaan disini" ucap papa Chelin.

"Kumohon tuan, mungkin ada kesalahan. Mereka juga berhak mendapat perlindungan tuan".

Pak Baskara berjalan menuju ke ketua preman. Akupun masih berdiri ditempat.

"Tunggu Pah, aku ingin bicara" ujar Chelin.

"Ada apa nak?" tanyanya.

Chelin berdiskusi dengan papanya, bahwa untuk tidak menggusur tanah ini, asalkan Nemo harus mematuhi peraturan yaitu tidak boleh menemui Akbar meski hanya bertegur sapa. Jika Nemo melanggar maka sewaktu-waktu anak-anak panti akan diusir. Nemopun menyetujui persyaratan tersebut.

Tiba disekolah, Nemo tidak begitu ceria seperti biasanya. Ketiga sahabatnya menghampirinya. Mereka segera menuju kelasnya, karena jam sudah menunjukkan pukul 07.00. Pelajaranpun dimulai dengan sangat antusias. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam istirahat. Semua murid berhamburan menuju kantin, tanpa kecuali Nemo dan sahabatnya. Seperti biasa mereka mesan makanan favorit. Mereka menikmati makanannya. Tanpa diduga Akbar langsung duduk di depan Nemo dan tanpa diketahui Nemo Akbar. Nemo berusaha menghindar dari Akbar dengan segera meninggalkan kantin, tetapi dia tetap bersikukuh untuk berbicara denganku. Akbar memohon kepada Nemo untuk mendapatkan waktu berbicara empat mata. Namun sebisa mungkin Nemo tidak menemui Akbar karena terikat janji dengan Chelin untu tidak mau inggar janji. Sesuai prinsipnya Janji adalah hutang, yang wajib harus ditepati. Akupun segera berlari menuju kelas.

Sesampai di kelas aku, duduk dan termenung memikirkan kehidupan anak-anak panti yang bergantung padaku. Sampai sampai aku tidak sadar jika ketiga sahabat ku menghampiri aku. Mereka menanyakan hal apa yang mengganggu pikiranku. Akupun belum bisa menceritakan kesepakatan aku dengan tuan Baskara. Hal ini karena menyangkut kehidupan anak-anak kedepannya.

Tanpa terasa gurupun masuk memulai pembelajaran. Pembelajaran berlangsung dengan tertib dan lancar

Akupun bergegas menuju tempat parkiran siswa. Namun ditengah jalan aku dihadang oleh kelompok Chelin. Mereka membawa paksaku kedalam toilet. Akupun mau tidak mau harus mengikuti mereka. Bagaimana pun aku khawatir jika aku menolak, Chelin akan menggusur anak panti lagi.

"Ada apa Chel, akupun sudah menjauhi Akbar. Tapi Akbar selalu saja mengejar meminta penjelasan mengapa aku selalu menghindari dia" jawabku dengan nada tegas.

"Hei berani sekali kamu mengeluarkan suara dengan lantang, aku bisa membuat anak panti itu kehilangan tempat tinggal dengan sekejap" jawabnya.

"Jangan Chel, kumohon jangan mengusir mereka. Mereka sangat membutuhkan tempat tersebut, kasihan jika harus lalu lalang di jalan mereka" sambil terisak.

"Baiklah, tapi ingat kata-kataku. Jika aku masih melihat mu berinteraksi dengan Akbar lagi, aku tidak segan meminta papaku segera mengusir mereka" jawabnya dengan senyum mengembang.

"Terimakasih Chel, aku pulang dulu" sambil mengusap air mata dipipinya"

Tanpa Nemo sadari, ketiga sahabatnya mendengar kan apa yang dibicarakan dengan Chelin. Mereka menahan dan meminta penjelasan dari aku. Akupun menceritakan apa yang telah cerita kepada mereka. Mereka tidak habis pikir, masih saja ada yang memanfaatkan kekuasaan mereka untuk menindas seseorang. Akhirnya mereka pergi meninggalkan sekolah menuju cafe terdekat untuk membicarakan apa yang harus mereka lakukan untuk membantu anak panti. Bagaimana pun anak panti merupakan suatu kewajiban untuk menjaga, melindungi dan merawat mereka seperti keluarga kita.

Setelah sampai di cafe mereka memesan makanan, karena bertepatan dengan jam makan siang. Setelah menunggu beberapa menit, makanan yang mereka pesan telah tersedia dimeja. Mereka makan dengan lahap. Ketiga sahabatnya tidak menyadari bahwa Nemo tidak menyentuh sama sekali makanan yang telah dipesan. Nemo sedang memikirkan langkah apa yang harus dilakukan untuk membantu anak panti.

"Nem, ayo dimakan dulu. Nanti kita diskusikan cara apa yang harus kita lakukan. Sekarang makan dan cepat habiskan, tidak baik jika kamu hanya mengacak acak makanan itu

Bagaimanapun makanan merupakan nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita. Jika kita menyiapkan makanan sama saja kita kufur nikmat Nem" ucap mereka serempak.

Nemopun akhirnya menghabiskan makanan yang telah dipesan. Mereka membicarakan langkah apa yang harus dilakukan.Akhirnya mereka memutuskan untuk mendatangi kantor tuan Basksra untuk membuat kesepakatan yang lebih adil pada anak panti dan Nemo. Mereka pun langsung menuju parkiran. Untuk sementara motor Nemo ditaruh diparkir an tersebut. Mereka menaiki mobil Dara. Setelah 30 menit mereka sampai di perusahaan Naskasa Grup. Setelah sampai mereka menuju lobi menemuhi resepsionis, jika mereka ingin bertemu CEO Baskara Grup.

Tetapi mereka ditolak, oleh resepsionis karena belum membuat janji dengan CEO. Tanpa kehabisan akal, mereka terus memohon. Tiba-tiba papa Dara juga menuju berada di perusahaan tersebut karena ingin membicarakan bisnis. Akhirnya mereka bisa masuk keruang CEO. Merekapun menceritakan apa yang telah terjadi kepada papa Dara. Papa Dara berjanji akan membantu mereka.