salsa sudah kembali ke kelas. sejak pelajaran berlangsung ia banyak melamun. sesekali ia menetas air matanya. ia tidak menyangka kalau surya akan berkata seperti itu.
bel pulang pun berbunyi, semua siswa bergegas untuk pergi, tak terkecuali salsa yang tidak bergeming. lalu salah satu siswa yang bernama mira menghampiri salsa yang tengah menundukkan kepalanya di atas meja.
" salll,,,,," mira menepuk pundak salsa.
salsa langsung terbangun. terlihat muka nya merah sembab karena menangis tadi.
mira yang melihat muka salsa mengetahui kalau salsa habis menangis, tapi dia tidak mau terlalu ikut campur.
" ini udah waktunya pulang, lu gak mau pulang?"
salsa tidak menjawab mira, ia hanya berdiri sambil mengambil tas dan kardigan yang biasa ia pakai, lalu pergi begitu saja.
mira hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan salsa. ia pun langsung pergi pulang.
salsa melewati koridor sendirian, hanya terdapat beberapa siswa saja yang lewat. ia biasa pulang dengan ceria.
salsa melihat ke sekeliling sekolah, ia ternyata sedang mencari sosok pria yang dicintainya, tapi ia tidak menemukannya. ia lalu kembali berjalan. tepat di depan ruang pribadi ia terhenti, kembali ia membayangkan kata-kata surya tadi. ia pun kembali menangis, lalu berlalu pergi.
di parkiran ia melihat sosok itu, ia itu adalah surya, ternyata surya baru mau pulang. surya juga melihat salsa, tapi karena sifat jutek nya, ia pun enggan untuk menyapanya.
ketika mereka saling melihat, salsa hendak menyapa,, tapi surya langsung pergi begitu saja. salsa pun pulang dengan perasaan sedih.
salsa telah sampai di rumah, ia segera menuju kamarnya. di sana ia langsung menjatuhkan badannya di atas kasur sambil menangis memeluk boneka pink kesayangannya, ia lalu tertidur lelap.
jam menunjukan pukul 6 sore, salsa terbangun dari tidurnya. ia berjalan pergi ke ruang tengah untuk mencari kakaknya tapi tidak ada. ia memeriksa keluar hanya ada pak sopir yang sedang mencuci mobil.
" pak,, liat kak sinta gak.?" tanya salsa.
" non sinta belum pulang non,," jawab supir itu.
" tapi kok mobilnya ada." salsa melihat kalau mobil kakaknya terparkir.
"tadi pagi mobil non sinta mogok, jadi ia berangkat sama temennya..."
" tadi sih bilangnya ia berangkat sama temennya yang tinggal deket sini non." tambah pak sopir
" temennya yang mana,?kakak kan tidak ada teman di sini pak." salsa tidak pernah tau teman kakak nya, karena selama ini kak sinta tidak pernah membawa seorang pun teman ke rumah.
" kalau itu bapak tidak tau non, soalnya waktu itu bapak lagi di jalan terus pas sampe tempat non sinta udah tidak ada."
sinta hanya mengangguk mengerti, ia kembali ke dalam rumah dan duduk di bangku ruang tv, ia mengeluarkan hp nya hendak menghubungi jihan. ia tiba-tiba teringat sama satria. seharian tadi ia tidak melihat satria.
"( kak satria kemana ya, kok tadi gua gak liat dia. apa jangan-jangan dia sakit.?)" ucapnya dalam hati.
ia lalu memulai mengetik sesuatu untung mengirim pesan kepada jihan.
#"han..., gimana belajarnya.? owh iya btw siapa siswa yang ngebantu lu?"
jihan yang sedang makan bersama satria dan mamahnya mengambil hp nya untuk melihat pesan masuk. ia pun membalas pesan salsa.
#"seru kok sal,, apalagi yang ngajarin gua temen gua sendiri."
salsa yang melihat balasan pesan jihan langsung bertanya-tanya ("siapa yang di maksud jihan")
#"siapa han... jangan bikin gua penasaran deh :-(."
#"nanti juga lu tau.. gua lagi makan. udah dulu ya :-)."
salsa kesal dengan jawaban jihan, ia lalu pergi ke dapur untuk makan.
di rumah jihan. satria berpamitan kepada mamah sama jihan. " gua pulang dulu ya han, tante satria pamit dulu."
tante tersenyum. " iya nak, terimakasih ya udah mau ngebantu jihan."
" iya sat makasih ya udah mau ngajarin gua, lu memang sahabat terbaik." tambah jihan dengan mengacungkan kedua jempolnya sambil tersenyum.
satria membalas senyumannya, tapi di dalam hatinya ia merasa sedih karena ia tidak ingin di anggap sebagai sahabatnya, ia ingin sekali menjadi kekasih jihan.
satria pun pergi, ketika baru 3 langkah ia membalikan badannya lagi ke arah jihan sambil berkata sedikit berteriak. " semangat 4 hari lagi han."
jihan menganggukkan kepalanya, ia mengepalkan tangan kanannya sambil menunjukan ke satria. " semangat. "
di kampus tepat jam 7 terlihat rio sedang menunggu sinta di parkiran. ia terlihat sangat senang. kebetulan nandi dan alex datang.
" ekh ri lu belum pulang.?" sapa nandi
" wih kayanya ada kabar gembira nih." alex sudah mengira nya, karena ia melihat rio selalu senyum-senyum sendiri.
nandi yang mendengar hal itu merasa curiga kalau rio pasti sedang ada janji dengan wanita itu.
" ekh ri anter gua yu ke toko buku, gua udah ada janji sama ponakan gua mau beliin buku." nandi sengaja berbohong.
alex hendak berkata sesuatu segera di hentikan oleh nandi, nandi sengaja menginjak kaki alex agar tidak mengatakan tentang dia dan alex yang sudah janji untuk pergi ke suatu tempat.
" aduh maaf ya nan, gua udah ada janji sama seseorang." tolak rio.
nandi kesal dengan jawaban rio, ia langsung berpura-pura tersenyum. " owh begitu, yaudah deh gapapa, gua mau minta anter sama alex aja kalau begitu.. lu mau kan lex.?" nandi melihat ke arah alex.
alex hanya tersenyum. " mau ko mau... hehe."
nandi pun langsung menarik tangan alex dengan kesal.