Louis sangat dikejutkan dengan kedatangan dokter yang diekori oleh Amira dibelakangnya. Wanita tersebut tampak duduk di kursi roda dengan didorong oleh perawat.
Shiitttt, dasar kepala batu! Umpat Louis dalam hati.
Dengan segera berlari mendekat. "Biar saya saja." Pintanya kepada sang perawat.
"Sayang, aku kan sudah meminta mu untuk tidak beranjak dari ranjang. kenapa kau tidak pernah mendengarkanku, hah?" Bentaknya tanpa sadar.
"Haruskah kau membentakku dihadapan orang lain?" Protes Amira. Seketika itu juga wajah cantik berselimut kesedihan mendalam.
Dirangkumnya pipi Amira dengan penuh rasa sayang. "Sorry, aku tidak bermaksud membentak. Kenapa kau tidak perduli dengan kesehatan mu sendiri sih, sayang?"
"Dokter yang mengijinkanku ke sini lalu, kenapa kenapa kau harus melarangku, huh?"