Sinar pagi mulai mengintip malu - malu melalui tirai jendela menyapu hangat kecantikan bak rembulan.
--
Hai Amira sayang ...
Ayo, buka mata mu!
Sambutlah aku dengan senyuman terbaik mu.
Ingiri langkah mu dengan canda tawa.
Dan tawarlah aku dengan kebahagiaan mu.
--
Itulah sapaan dari sang mentari. Perlahan tapi pasti siluet hitam mulai terbuka sempura. Kedua tangan terlihat merentang meregangkan otot - otot supaya lebih rileks. Bersamaan dengan itu senyuman kian tersungging bermanjakan sang surya yang mulai menampakkan keindahannya.
Ditatapnya sang surya dengan setengah mendongakkan kepalanya ke atas coba menyelami kesejukan embun pagi. Semakin lama sinarnya terasa semakin menyilaukan mata. Telapak tangan Amira terlihat mengayun ke udara coba menghadang cahaya yang tampak menyilaukan.