"Ayo, sayang!" Dengan penuh kelembutan membimbing wanitanya memasuki gedung. Siluet hitam membeliak seketika bermanjakan dekorasi yang sangat megah nan megah. Paham dengan banyaknya pertanyaan yang bersarang di dalam otak cantik Amira. Diusapnya jemari lentik yang melingkari lengannya dengan sedikit remasan. "Ayo, sayang!"
"Louis, tunggu!"
"Ada apa lagi, hum?" Menghujani sang wanita dengan tatapan lembut selembut sutra.
"Apa kau tidak salah mengajakku ke tempat ini?"
"Tentu saja tidak, sayang."
"Kalau begitu katakan! Acara pernikahan siapa ini?"
"Bukan acara pernikahan."
"Terus?"
Dirangkumnya pipi Amira dengan penuh rasa sayang. "Sayang, bersabarlah. Pertanyaan - pertanyaan mu ini akan segera kau temukan jawabannya di dalam sana. Ayo!" Membimbing sang wanita. Sialnya, langkah kaki terhenti oleh kedatangan Deril. Orang kepercayaannya tersebut memberitahu bahwa acara akan segera dimulai.