Amarah memuncak berselimut rasa sakit hati yang masih saja membelenggu hati dan juga jiwa telah melumpuhkan akal sehat Amira. Dia masih saja kebut - kebutan di jalanan. Entah sudah beberapa kali memutari pusat kota. Yang jelas sama sekali tidak ada keinginan untuk kembali atau berhenti.
Disaat yang sama sekali tidak tepat seperti inipun terdengar suara dering ponsel. Tanpa ada niatan untuk mengangkat panggilan tersebut, dia abaikan begitu saja. Sayangnya, seseorang diseberang sana sepertinya tidak juga menyerah sehingga kembali menghubungi untuk yang kesekian kali.
Jengah? Tentu saja. Namun, suara dering ponsel terdengar sangat mengganggu. Tanpa melihat terlebih dahulu siapa sang penelepon. Langsung mematikan ponsel lalu, melemparnya pada jok belakang.
Setelah lelah membelah jalanan. Akhirnya Amira memutuskan untuk mengarahkan mobil kesayangan menuju kediamannya. Dan kedatangannya inipun langsung disambut dengan ribuan pertanyaan. "Dari mana saja?"