Sinar pagi mengintip malu - malau melalui tirai jendela menyapa hangat wajah cantik bak rembulan.
--
Hai, Amira ...
Bangunlah.
Ayo, sambut aku dengan senyuman.
Iringi langkah kaki dengan semangat.
Tawar aku dengan canda tawa mu.
--
Itulah sapaan pagi dari sang surya. Bersamaan dengan itu siluet hitam terbuka. Senyum dibibir ranum kian tersungging tatkala memanjakan mata dengan kilau cahaya yang mulai menerobos masuk.
Meskipun hati berselimut gelisah, akan tetapi dihadapan sang surya senyuman kian melebar berpadukan dengan merentangkan kedua tangan lalu, meliukkannya ke kanan - kiri secara bergantian.
Kini, otot - otot mulai meregang. Langkah kaki menuju balkon berpadukan dengan kedua tangan merentang. Siluetnya memejam beriringan dengan menghembus nafas dalam - dalam kemudian membuangnya secara perlahan.
Udara pagi selalu terasa menyejukkan. Bahkan pikiran yang tadinya penat pun rileks seketika.