Amira masih saja tertegun bahkan ketika Habibi sudah hilang dari pandangan. sebelah tangannya menyentuh ke dadanya sendiri coba meresapi kembali perasaan yang sudah bertahun - tahun lamanya mati kini, mulai bersemi kembali.
Amira sangat tahu bahwa perasaannya ini salah, akan tetapi dia tidak bisa menepis perasaan yang kian merasuk ke dalam jiwa. Entah ini nyata atau perasaan Amira saja yang jelas sikap Habibi telah menenggelamkan kembali seorang Amira Anindita Tanzel, pada kenangan masa lalu.
Dan entah sudah berapa lama tenggelam ke dalam lamunan yang jelas suara dari supir angkot telah membawa kesadaran Amira kembali. Dengan segera melebarkan langkah menuju angkot yang sudah setia menunggui kedatangannya tersebut.